32

459 58 0
                                    

Basecamp Blackvelvet yang terisolasi di tengah hutan, tempat ini kembali hidup setelah suara suara memekik penuh rindu saling bersautan di dalamnya,

Bukan hanya tentang rindu, tapi juga tentang kebersihan, Blackvelvet kembali ke dalam mode datar melihat kondisi rumah yang sudah mereka tempati begitu lama, dan juga mereka tinggalkan begitu saja, dalam kondisi rusak, kotor dan tak terawat,

Jiwa jiwa perempuan tulen milik Blackvelvet tergugah, melihat lantai yang begitu kotor, kondisi beberapa barang yang juga rusak, dan plafon rumah yang telah meluruh ke lantai,

"Kesalahan terbesar kita adalah membangun rumah besar di tengah hutan seperti ini!!, tidak ada yang mau tinggal di rumah ini!" teriak Yeri terdengar frustasi, sejak tadi ia menyapu tapi kotoran terus saja berjatuhan dari atap, benar-benar menyebalkan,

Lisa juga tak kalah kesal, sofa mahal yang dulu ia pilih sendiri terlihat usang, berdebu dan penuh kotoran, baunya juga tak kalah apek dari jemuran yang belum kering selama 1 minggu,

"Mommy dont touch!! Nanti mommy sakit kena debu, biar bibi Lisa saja yang membersihkannya" teriak Sean melengking, Lisa sebagai korban hanya dapat melirik nya tajam, tidak sanggup membalas perkataan menyebalkan Sean yang memiliki wajah manis itu,

"Ini minumannya, ayo minum dulu" Jennie melihat Nayeon seperti melihat malaikat, punggungnya sudah sakit dengan urusan debu dan kemoceng sialan, tenggorokannya sejak tadi kering,

"Ahh,, trimakasih Nayeon, pantas saja Bobby mencintaimu"

"Apa hubungannya, Jennie? " tanya Nayeon keheranan,

"Hm, tidak ada hehe"

Para pria, sibuk memperbaiki barang-barang yang rusak, bersyukur kerusakan hanya terjadi di ruang tengah karena Plafon yang runtuh, selebihnya ruangan lain dalam kondisi baik-baik saja,

"Sepertinya mustahil ini akan berhasil, jika boleh aku membuangnya, maka sejak tadi benda ini aku buang! "

Semua Pria menatap jengah benda elektronik di hadapan mereka, tepatnya benda-benda yang sudah tak berfungsi, benar kata Vernon jika boleh mereka pasti akan memilih untuk membuangnya saat mereka datang,

Namun jika mereka siap berperang dengan para wanita disana, yang sedang mengomel tanpa lelah,

"Daddy laptop siapa ini?, benda ini menyala dan terus berkedip" Semua pria mengalihkan pandangan pada laptop di meja bar tempat Sean duduk karena hanya tempat itu yang aman dari debu,

NamJoon secepat kilat melompati rekan rekan nya yang sedang duduk berjejer tanpa permisi untuk mendatangi laptop miliknya,

"Sialan!,,,, "

"Kau mengumpat di depan anak ku NamJoon!"

"Maaf Suga, tapi ini kondisi darurat, mereka mengetahui kita kabur ke tempat ini! Kita harus segera meninggalkan tempat ini! "

"GUYS, PERSETAN DENGAN GAGANG SAPU KALIAN, KITA HARUS SEGERA PERGI, MEREKA MENGEJAR KITA SAMPAI KE TEMPAT INI"  himbauan dari Crishtian laksana sebuah peringatan agar mereka segera berkemas,

Bobby membantu Nayeon mengangkut peralatan medis miliknya, begitupun dengan Minhyun dan Jisoo, mereka tidak bisa sampai mengabaikan kelengkapan medis karena itu adalah benda terpenting,

Yerim membantu membawa barang barang milik Jennie kakaknya, kehamilan Jennie berdampak besar bagi kecepatan geraknya,

Beruntung mereka belum sempat menata barang ke kamar masing-masing dan lebih fokus pada kegiatan bersih bersih,

" Yerim, kau bantu kak Jennie saja, barang-barang mu sudah ada di mobil Jungkook" Yerim mengangguk dan menuntun Jennie masuk ke dalam mobil,

"Biar aku yang menggendong Sean, kau segeralah ke mobil" Rose mengangguk membiarkan Sehun menggendong Sean, sebelum akhirnya dia berhenti, suatu ingatan membuatnya berlari menaiki tangga,

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang