5. Drop out

17.4K 987 7
                                    

"PLANETIA VENUS SCARLETTA!!"

"Dalem bu guru sayang."

"KE RUANG BK SEKARANG!"

Venus, cewek itu kini berulah lagi, tentunya di sekolahnya, SMA Pancasila. Venus kini menghentikan aksi menyenangkannya, lalu berjalan santai mengikuti guru yang menyuruh tadi, guru BK alias Bu Mimin.

Sesampainya di ruang BK, Venus duduk di kursi tepatnya di depan meja BK tanpa di suruh. Dapat Venus dengar helaian nafas terdengar dari mulut Bu Minim.

"Venus, sebenarnya saya capek ngomong sama kamu ini terus, di ulang ulang lagi," kata Bu Mimin yang memijit pelipisnya pelan. Pusing. Jelaslah!

Satu murid yang membuat Bu Mimin pusing tujuh keliling. Sejak dari awal masuk sekolah sampai hari ini, selalu saja buat masalah. Bukan hanya dengan teman-teman sebayanya, tapi melainkan dengan bapak ibu guru pun juga sama. Bahkan dengan tukang satpam dan tukang kebun pun sama.

Kalau di tanya, Venus selalu menjawab begini, "Hobi lah bu, bersenang senang di dunia sebelum mati yekan? Kalau udah di alam barzah mau bersenang senang sama siapa? Malaikat? Auto di lempar ke api neraka dong!"

"Ya suruh siapa ngomong itu terus," Jawab Venus santai. Bahkan saking santainya kaki kanannya bertumpu pada kaki kiri, punggung tegapnya di senderkan pada senderan kursi dan satu lagi kedua tangannya berada di atas sandaran kursi. Gitulah pokoknya. Kek orang songong gitu lah.

"Dengan senang hati saya memberikan surat panggilan orang tua dan surat drop out kepada kamu Venus," disodorkannya dua amplop yang berbeda, yang di perkirakan Venus adalah panggilan orang tua dan surat drop out yang di maksud Bu Mimin.

Venus mengambil dan membukanya salah satu amplop yang ada di atas. Seketika matanya membulat dan menatap horor err bukan horor lebih tepatnya mesam mesem ke Bu Mimin di depannya.

Venus berdehem sebentar, "Yakin Bu ini amplop di kasih ke saya?" Tanya Venus yang mengangkat amplop yang sudah di buka tadi.

"Iya benar, surat drop out. Lumayan kan bisa ngurangin kerja saya ngurus siswa gak bener cem kamu," jawab Bu Mimin mantap.

"Yakin nih gak nyesel?" Ulang Venus.

Bu Mimin mengangguk, "Enggak Venus."

"Yakin," goda Venus.

"YAKIN VENUS!"

Lha ngamok?

"Oke makasih ya Bu atas uang pesangon yang ibu kasih," kata Venus dengan senyum sumringah. Mata Venus itu mata hijau, liat dikit aja langsung srobot.

Bu Mimin masih dalam mode ngelag, setelah kesadarannya kembali ia berteriak, "VENUS BALIKIN!"

Sedangkan Venus yang sudah di depan pintu keluar berbalik menatap Bu Mimin dengan senyum andalannya.

"Iya, kangen kan? Baru beberapa menit di keluarin aja udah kangen, apalagi kalau beberapa tahun yekan?"

"DUDUK!"

Entah kenapa Venus merasa atmosfer yang ada di sekitarnya mulai panas. Dan entah setan mana yang merasuki tubuh Venus, dirinya langsung menurut dan duduk manis di kursi tempat tadi.

"Balikin amplopnya!"

Bak di hipnotis, Venus langsung mengembalikan amplopnya dengan sekali gerakan.

"Nah ini baru amplop yang benar," seolah tersadar Venus menggelengkan kepalanya pelan.

"Yah yah kok di ambil sih, kan itu uang pesangon gue," cibir Venus yang tak terima.

"Oh maaf tadi ibu khilaf, ini yang bener ya! Udah sana keluar jangan lupa di berikan kepada orangtuamu surat itu."

Possessive Reynand (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang