Kring kring kring
Bel istirahat telah berbunyi, membuat warga SMA Atlantis berbondong bondong keluar kelas hanya untuk memanjakan perut yang berdemo ingin dikasih asupan.Manusia berwajah leleh, kucel plus buluk menjadi sapaan orang yang akan memasuki kantin, berbondong bondong menuju stand penjual makanan. Bahkan berani, bukan hanya berani tapi rela berdesak desakan hanya untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Saking tidak sabarannya sampai sampai menipu. Contohnya gini...
"MINGGIR MINGGIR AIR PANAS MO LEWAT"
"WEDANG UMUP, WEDANG UMUP!"
"MINGGIR!"
Manjur. Teriakan itu membuat orang-orang memberinya jalan dengan membelah menjadi dua kubu, ada yang menyingkir kekanan dan ada juga yang kemiri. Mereka kira itu nyata tapi hanyalah kasat mata. Iya mereka dibohongi salah satu biang kedoknya SMA Atlantis, siapa lagi kalau bukan Tovan, Estovan Jovanka.
Bak raja yang disegani rakyat jelata, Tovan melewati jalan yang dibuat untuk dirinya dengan gaya angkuh. Kiss byy sana sini diikuti satu cowok yang tak beda jauh dari Tovan, dia Devan.
"Ngapain lo ngikutin gaya gue? Mau ikut tenar juga?" Sinis Tovan. Berbalik menatap Devan dengan gaya angkuh plus songong.
Devan memutar bola matanya malas, "Gak jelas," cibir Devan. Enak saja dirinya dituduh, padahal aslinya emang iya sih.
Daripada Tovan meladeni manusia, yang suka meniru dirinya, mending langsung memesan makanan
"Bu inemmmm, aa'k Tovan pesen nasi goreng tanpa lalapan satu sama tanpa kecap satu, oh minumnya es teh anget aja. Cem biasa. Cepet ya buuuu pelanggan tertamvan harus utama," ucap Tovan yang melirik kanan dan kiri.
Melihat berbagai ekspresi yang dilemparkan kepadanya, ada yang iri, dengki, menye menye tapi lebih kebanyakan yang iri sih.
"Tunggu bentarrrr!" Teriak Bu inem dari dalam stand. Bukan karena dirinya ngegas tapi suara bising dari manusia manusia kelaparan itu lho.
"JANGAN JANGAN IRI, IRI IRI DENGKI!"
Tovan tak mempedulikan tatapan itu, baginya mereka hanya makhluk tak kasat mata. Emang bangsat itu Tovan.
"Nunggu bentar, lagi dibuatin," kata Tovan yang mendudukkan dirinya di meja pojok dekat taman samping kantin, kata Tovan sama Rey, si cowok kaku.
Rey tak menjawab tapi hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kiwi kiwi cewek," dua cewek lewat di depan Tovan lalu berhenti dan menatap Tovan dan temannya secara bergantian.
"Buaya," tukasnya dan langsung meninggalkan Tovan jangan lupakan gibasan rambutnya untuk menambah kesan angkuh.
"Pftt hahahaha buaya wahahahaha," tawa penuh ejekan memasuki gendang telinga Tovan siapa lagi kalau bukan Devan si cowok numpang tenar dengan Tovan.
"GPP BUAYA YANG PENTING PUNYA PETERNAKAN, YAKAN!!"
Sombong Tovan. Selain mulut toa dan julid Tovan juga sombongnya nauzubillah
"Maaf ya den pesanan rada telat, tadi ada cewek yang minta duluan," kata Bu Inem yang meletakkan pesanan Tovan di meja.
"Astagfirullah Ibu Inemmmm yang cantek, comel, gemoy kenapa kau duakan pesanan Tovan? Gak taukah gue laperrrrr banget? Mana di depan cari masalah mulu, tenaga gue abis buat ladenin dia, emang mana tuh cewek yang berani mengalihkan gue, mana-mana?"
Tantang Tovan sambil mengangkat dagu tinggi-tinggi dan matanya mengedar kesan kemari guna mencari cewek yang di maksud, dan bu inemm menunjuk dengan telinjuknya pada seorang gadis yang memakai cardingan hitam duduk sendiri di meja tengah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand (SELESAI)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERSEDIA DI PLAY BOOK. LINK PEMBELIAN ADA DI BIO] "She is mine!" Cowok mesum koridor yang di temui Venus, cowok yang seenak jidat mengklaimi dirinya menjadi miliknya. Dia Reynand. Si cowok mesum koridor, si tuan posse...