20. Tumpul lebih nikmat

11.6K 472 3
                                    

"Jadi?"


Seperti kata Venus tadi, bahwa dirinya akan menjelaskan tentang siapa Nana, kepada Rey.

Sepulang sekolah sepasang kekasih itu langsung pulang kerumah Rey. Soal Nana, dia sudah pulang ke apartemen diantar oleh asisten pribadinya. Dan kini mereka tengah ada di ruang kamar duduk saling bersandingan dan terakhir makhluk besar berbulu lebat itu tengah tiduran di depan merek. Dia Leon.

Venus menghela nafas, sebal. Iya Venus tengah sebal kepada Rey. Tadi Rey seenak jidat melepas pelukan dirinya dan Nana secara paksa, lebih tepatnya mendorong Nana hingga anak itu jatuh terduduk di atas rerumputan taman depan lorong kantin, yang mengakibatkan pantatnya Nana sakit.

Venus menatap Rey sejenak lalu beralih menatap Leon sejenak, dan kembali menatap Rey.

"Nana, sepupu gue dari mommy. Tinggalnya di LA ngikut kakek, dia adek satu satunya kesayangan gue," selain pale. Lanjut Venus dalam hati.

"Gue sayang sama dia, bahkan kalau boleh gue pengen selalu bareng dia, menyayangi layaknya Kaka adek kandung, tapi itu ga bisa karena itu semau di bawah gengaman om Niki alias papa Nana, gue cuma bisa ngarep dia balik dan itu terjadi," Cerita Venus. Menatap jendela yang ada di depannya dengan tatapan kosong.

"Boleh kan gue bagi waktu buat Nana juga?" Beralih menatap Rey. Venus menggoyangkan lengan Rey pelan.

Menatap wajah Venus Rey menjawab, "Gak."

"Lo mah gitu, ga tau rasanya sayang adek," Rajuk Venus. Wajahnya memalingkan ke arah lain. Ceritanya tengah merajuk dengan Rey tapi...

"Ga usah marah, gue ga mau lo luka karna sama Nana. Kayak gak tau Nana aja lo, polos, dongo, bego. Ga inget kata bokap lo?" Sangkal Rey. Aslinya memang tak bolehkah sih.

Venus mengercutkan bibirnya, "Apa apa kata bokap, apa apa kata bokap, kenapa gak kata gayung aja?"

"Gayung ga bisa bicara."

"Halah ayolah," bujuk Venus dengan andalannya, puppy eyes.

Tidak. Rey tidak boleh kemakan bujuk rayu Venus dengan andalan mata anjingnya. Rey mengalihkan wajahnya kearah lain mengindari wajah mengemaskan milik Venus.

"Rey ihhh," gerut Venus sebal.

Diraihnya pipi tirus milik Rey dengan kedua tangannya. Berhasil. Kini wajah mereka saling bertatapan untuk  beberapa detik setelah Venus berujap.

"Boleh ya?" Mohon Venus. Sekali lagi, tapi kini dia tidak mengunakan jurus andalannya.

Rey tetap pada pertahanannya tak menggubris pertanyaan Venus.

Karena sebal, Venus menekan pipi tirus Rey lebih dalam alhasil bibir merah tebal milik Rey mengerucut lucu seperti ikan lohan. Mata Venus berbinar, bagaikan anak kecil yang gila mainan Venus terus menekan dan melepaskan pipinya Rey terus menerus.

Rey kini bergantian memegang pipi gembul mikik Venus dengan medua tangannya. Alhasil mereka saling bertatapan dan saling memegang pipi orang yang ada di depannya.

Rey pun melakukan hal yang sama, menekan dan melepaskan tangannya dari pipi gembul milk Venus terus menerus. Saat Rey menekan pipi gembul Venus, bibir merah plum miliknya seketika mengerucut lucu. Bak ikan yang hendak ciuman.

Cup

Satu kecupan singkat di dapatkan oleh Venus tepat di bibirnya yang memonyong, tentu saja pelakunya Rey.

"Sekali engga tetep engga!" Deep voice milik Rey masih terngiang ngian di otak Venus.

Bak di hipnotis dengan suara dan wajah aduhay milik Rey, Venus mengangguk dan melepaskan tangannya dari pipi Rey dengan pelan.

Possessive Reynand (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang