17. Murid baru

9.5K 471 4
                                    

"Ayah, aku sudah jadi pembunuh yang sebenarnya, apa ayah bangga kepadaku?"


Sendiri, gelap dan kelam

Tiga keadaan itulah, untuk menggambarkan laki-laki kecil ini yang berada di dalam rumah gubuk kecil di dekat warung makan yang biasa dia bekerja.

Manusia sekecil itu harus bekerja banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri, hanya bermodalkan semangat hidup dirinya bisa bertahan sampai sekarang, dengan keadaan seadanya. Hanya mencuci piring di warung makan dekat gubuk itu dirinya bisa makan. Kadang harus mengamen bila warung makan itu tutup, mengamen untuk membeli makan.

Miris.

Suara ketukan pintu membuat dia segera bangkit dari kursi kayu yang mulai usang, berjalan dan  membukakan pintunya. Pintu terbuka dan nampak 3 orang berbadan kekar dan satu pria paruh baya lanjut usia yang ada di tengah-tengah pria badan kekar yang menatap dia datar.

"Mencari siapa ya?" Tanya anak laki laki itu sopan. Hidup sendiri membuatnya bisa sedikit demi sedikit tahu kesopanan.

"Anda," jawab pria paruh baya yang ada di tengah itu dengan singkat.

"Aku," beo anak laki laki itu yang menunjuk dirinya

Pria paruh baya lanjut usai itu tak menjawab tapi memberikan sebilah map hitam kepada anak laki laki itu. "Baca!"

Walau tak tau apa maksud kedatangan mereka semua, anak itu mulai menerima dan membuka map hitam itu.

Seketika, sederet huruf yang membentuk kata, kata yang membentuk kalimat, kalimat yang membentuk paragraf menyapa indra penglihatannya, walau belum terlalu lancar membaca anak itu mulai membaca kata demi kata.

Sampai...

"Jadi aku cucu Kakek ya?" Tanya anak itu yang menyimpulkan dari hasil membacanya.

"Hmm."

"Kakek dari siapa? Mama atau papa? Pasti dari mama ya? Eh tapi kan ayah mama udah meninggal, jadi?" Tanya anak itu bertubi tubi.

"Jelaskan," perintah pria lanjut usai itu kepada orang yang ada di belakangnya.

"Tuan besar ini adalah ayah kandung nona ah maaf, mama anda tuan muda, kalau yang meninggal itu adalah orang tua angkat. Nona ah maaf, mama tuan muda adalah putri satu satunya tuan besar, dan tuan muda adalah cucu satu satunya tuan besar."

Anak itu mengangguk, sedikit mengerti apa yang di maksud. Cuma bahasanya saja yang berbelit-belit, "Oh begitu. Jadi? Aku masih punya keluarga?"

"Iya tuan, selamat!" Kata pria badan kekar itu mengangguk

"Bawa anak ini!!" Tuntah pria paruh baya lanjut usia tanpa ada unsur bantahan err seperti memaksa.

"Mari tuan muda ikut kami!" Ajak pria berbadan kekar itu maju mendekati anak itu yang masih berdiri di ambang pintu rumah usang gubuk.

"Tapi kata mama jangan mudah percaya dengan orang asing jadi aku gak percaya hehe," hal itu membuat pria berbadan kekar itu berhenti dan menghela nafas.

"Nanti di jelaskan lagi, mari ikut saya!" Ajak pria berbadan kekar yang mendekati lebih dekat anak lakihlaki itu.

"Aku gak di culik kan?"

"Enggak"

"Nanti aku di kasih makan kan?"

"Iya"

Possessive Reynand (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang