Kursi makin lama makin antik, lha kamu? Makin lama makin cantik. Jihaakkkk
"Apaan sih jamet, anjay!"
"Ini juga so soan ngeseleb, jyjyk anying!"
"Idih idih so cuek, kayak situ ganteng aja!"
"Anjip lonteh berkelas!"
Hanya ada cibir cibiran yang menghiasi ruangan ini, kamar Rey. Di huni tapi sepi seperti kuburan.
Masih dengan kelas online, Venus dan Rey tengah berbaring di ranjang dengan Rey yang bersandar di dasboard ranjang dan kaki yang di selonjorkan, sedangkan Venus tiduran dengan perut Rey sebagai bantalan.
Bukan tanpa alasan mereka berleha leha, tentunya sudah mengirimkan tugas dengan segera. Venus tidak suka tugasnya menumpuk, bukannya ingin menjadi orang pinter namun Venus tak suka menunda pekerjaan, kalau pekerjaan selesai kan bisa bersantai santai. Begitulah prinsip Venus. Ada yang sama??
"Rey," panggil Venus yang menengada menatap Rey dari bawah.
Reynand yang sibuk dengan ponselnya langsung bergumam, "hmm," tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Gabut, ngapain gitu yok," ajak Venus antusias dan segera duduk bersila di dekat Rey.
"Buat anak yok!"
"BANGSAT I!"
"Hahahaha"
Venus menatap sinis Rey membuat tawa jahatnya mereda dan kembali ke ekspresi semula, datar.
Menyenderkan kepalanya ke bahu Rey sedikit kasar membuat Rey rada terdorong ke samping. Ngambek. Satu kata yang ada di pikiran Rey. Satu atap dengan Venus membuat laki laki itu tau sedikit demi sedikit sifat Venus yang berubah ubah, contohnya bila keinginannya tidak terpenuhi maka akan membanting benda yang ada di sekitar dan berakhir emosi. Mengenakannya hanya cukup di kasih makan sama kasih sayang. Itu sudah meredakannya.
"Maskeran yok, kemarin belum sempat!" Ajak Venus.
"Gak terima bantahan," potong Venus cepat saat melihat mulut Rey yang akan bergerak.
Rey pasrah. Daripada benda-benda di rumahnya hancur lebur karena ulah Venus, kan ya.
Puk puk puk
Tiga tepukan di puncak kepala Rey membuatnya sedikit nyaman dan pelakunya adalah Venus yang kini sudah berjalan mendekati meja yang ada di sudut ruangan. Itu meja yang ada kacanya. Meja rias. Mungkin dulu punya Rey, yang isinya hanya farfum dan minyak rambut dan keperluan lainnya. Tapi sekarang, meja itu milik Venus, yang isinya bermacam macam skincare dan bodycare.
Mata elang Rey terus mengamati setiap pergerakan tubuh mungil Venus yang sibuk menuangkan bubuk hitam ke dalam mangkuk kecil dan di kasih air dalam boto lalu di aduk aduk seperti mau buat kue.
"Mau masak atau maskeran?" Tanya Rey yang mendekati Venus dan berdiri di sampingnya.
Venus menatap kaca di depannya matannya melirik tepat di wajah Rey yang...seperti penasaran.
"Maskeran lah."
"Itu," tunjuk Rey dengan dagunya kepada mangkuk kecil yang ada di gengaman Venus.
"Ini namanya masker wajah, lu aja yang kudet ga tau tentang ginian."
"Oh"
Venus membalikkan badan, menghadap Rey.
"Nih pakai," suruh Venus yang menyondorkan bandana warna hitam dengan pom pom dua di sisi kanan dan kirinya.
"Ogah," tolak Rey mentah-mentah. Enak saja dirinya suruh memakai bandana apalagi itu ada pom pomnya, jyjyk.
"Pakai ga atau gue minggat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand (SELESAI)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERSEDIA DI PLAY BOOK. LINK PEMBELIAN ADA DI BIO] "She is mine!" Cowok mesum koridor yang di temui Venus, cowok yang seenak jidat mengklaimi dirinya menjadi miliknya. Dia Reynand. Si cowok mesum koridor, si tuan posse...