Pagi telah tiba, membuat sang mentari mulai menampakkan sinarnya di bumi dari ufuk timur, diteman ayam jago yang berkokok dan burung yang berkicau.
Sinarnya menembus melalui celah-celah gorden, hingga membuat sepasang kelopak mata yang semula terpejam erat kini bergerak dan dengan perlahan terbuka, nampak bola mata cerah yang menyipit akibat sinar matahari yang menyinari retinanya.
"Aih udah pagi aja," gerut orang itu. Bangun dan duduk menatap sekelilingnya.
"Kok gue masih di sofa? Perasaan gue nunggu si Rey. Eh, wah nih anak ngingkari janjinya sampai pagi gak kasih kabar," gerut orang itu dengan sebal. Dia Venus.
Dirinya sadar setelah apa yang ia alami. Ia masih tiduran di sofa panjang ruang depan ditemani Leon yang tak jauh darinya. Nampaknya baru bangun tidur. Sama seperti dirinya.
Venus ingat, kemarin dirinya janjian sama Rey akan ke pasar malam tapi, saat akan berangkat Rey ada urusan yang tidak bisa di tunda, alhasil Venus mengizinkan tapi saat di tunggu lebih dari 5 jam Rey tidak balik-balik dan akhirnya Venus memutuskan untuk menunggu di ruang tengah, rebahan di sofa panjang dan sedikit memejamkan matanya hingga ia ketiduran, ups ralat tapi memang tidur.
Tapi nyatanya orang yang di tunggu-tunggu tidak balik, bahkan sekedar mengasih kabar pun enggan.
Venus mendegus, "Leon mari kita kasih pelajaran buat tuan lo yang gak tau kata menunggu," dielusnya kepala Leon dengan penuh kasih sayang hingga Leon memejamkan matanya guna menikmati elusan itu.
Jujur Leon tidak pernah senyaman ini dengan seorang manusia. Apalagi itu manusia baru yang baru bergaul dengannya.
Dengan sedikit kesal Venus menaiki tangga menuju kamar Rey guna mengeceknya dan...
Ounch, rupannya memang Rey ingin bermain main dengan Venus. Lihatlah dengan muka tenangnya Rey tertidur pulas di balik selimutnya. Bahkan dia tengah senyum-senyum tidak jelas.
Venus bergidik ngeri melihat itu, apa Rey kerasukan? Atau dia tengah mimpi indah? Atau tengah mimpi ena-ena? Ih membayangkan saja membuat Venus mendegus.
Liat saja Venus akan memberi sedikit pelajaran untuk Rey.
🌹⛓️
Dengan muka bantal dan sedikit air liur yang mulai mengering di susut bibirnya, Rey turun dari lantai dua menuju ke lantai satu. Tangannya mengucek matanya saat pandangan buram. Maklum baru bangun tidur nyawa belum full.
Di depan televisi Rey melihat Venus yang tengah asyik menikmati sinetron 'suara hari istri' sesekali Rey juga mendengar Venus yang mengupat, menye-menye tidak jelas.
Dan jangan lupakan makhluk satu yang ada di sebelah Venus, Leon yang juga sama menikmati sinetron yang di tonton, atau malah hanya acuh?
"Lo udah masak buat gue?" Tanya Rey begitu sampai di dekat Venus dan Leon.
Venus tak menjawab melirikpun enggan. Matannya masih fokus ke sinetron yang menampilkan seorang suami yang menganiaya istrinya.
"Leon, gue laper kita masak yok! nanti ndak mati kelaparan," kata Venus. Langsung bangkit dan berjalan meninggalkan Rey yang menatap aneh punggung Venus.
Tentu saja ada niat lain dari Venus ingin masak dan makan. Pertama untuk menghindari Rey. Kedua ia masih sadar posisi, ia masih numpang di rumah pacar dan otomatis dia harus tau diri. Ketiga ia memang benar-benar lapar.
Lama berkutata dengan alat masak kini, makanan simpel ala-ala Venus sudah jadi. Hanya balado telur ceplok dan tempe orek terakhir nasi putih. Memang benar kata orang orang, kalau orang indo makan tanpa nasi belum di kata makan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand (SELESAI)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERSEDIA DI PLAY BOOK. LINK PEMBELIAN ADA DI BIO] "She is mine!" Cowok mesum koridor yang di temui Venus, cowok yang seenak jidat mengklaimi dirinya menjadi miliknya. Dia Reynand. Si cowok mesum koridor, si tuan posse...