"REYY"
Teriakan dari belakang membuat Rey mendegus malas, dirinya tak suka di gangu. Dengan malas Rey membalikan badannya seketika matanya membulat sempurna dan badannya mematung.
Seolah dunianya berhenti berputar, melihat sang kekasihnya tengah berdiri di ambang pintu dengan tubuh bergetar hebat dan matanya tak henti hentinya mengeluarkan sesuatu yang Rey benci. Air mata. Dan itu karena dirinya.
Dengan pisau yang ada di gengaman tangan kanannya dan hati korban yang ada di gengaman tangan yang kiri Rey menghampiri Venus di ambang pintu, belum genap dua langkah harus berhenti kembali saat suara melengking memasuki telinganya..
"BERHENTI!!"
dan tentu saja itu teriakan Venus yang amat sangat kencang.
Venus menatap Rey dengan tatapan tidak percaya, badan yang penuh bercak darah, pisau dan yang paling mengerikan tangannya kirinya memegang salah satu organ manusia yang Venus benci. Hati manusia.
Terlalu lama beegulat dengan pikirannya Venus, sampai tidak sadar Rey sudah beridir tepat di depannya tetapi tidak membawa apapun di gengaman tangannya.
Venus mendongakkan kepalanya menatap keatas lebih tepatnya menatap muka datar milik Rey, tangannya menutup mulutnya dirinya hampir muntah saat melihat dan mencium bau Rey. Tapi masih ia tahan.
"Re-rey..."
"Yes, i m here," jawab Rey dengan suara rendahnya.
Hening, tak ada pembicaraan lagi, Venus masih asik menatap, begitupun sebaliknya.
"Grrrrrr"
Berhasil, suara itu berhasil mengalihkan pandangan mereka, sama sama menengok ke belakang terlihat Leon yang tengah mengoyak kaki korban dengan ganas dan penuh kenikmatan, seperti tidak di kasih makan oleh tuannya selama bertahun tahun. Ya emang tuannya sibuk uwwu kok.
Mata Venus membola setelah melihat adegan di depannya secara live.
"Ga nyangka gue, orang yang selam ini gue sayang pembunuh," kata Venus yang menatap kecewa muka Rey.
Masih tetap kukuh dengan tampang mukanya, Rey menatap Venus datar.
Padahal dalam mulutnya mati matian untuk tidak berbicara dan memekik, pacarnya sudah mencintainya? Sudah menyayanginya? Sejak kapan?
"Untuk kesekian kalinya gue salah catuh cinta sama cowok."
Kata Venus barusan membuat Rey tersadar, pergelangan tangan yang penuh darah itu memegang pergelangan tangan Venus lebih tepatnya mencengkram kuat tangan Venus.
"Awsss sakit, goblok, lepas!"
"Gak," suara tegas Rey membuat Venus dimakan kecewa untuk kesekian kalinya.
"Selain psycho lo juga kasar sama cewek rupanya, ketahuan sikap lo yang asli hehh," sinis Venus menatap remeh Rey. Padahal mati matian dirinya menahan rasa takut dalam hatinya mengingat yang ada di depannya ini adalah psycho muda yang ia kenal.
"It's mine, you are mine!"
Waktu seolah berhenti bergerak, apa yang dilakukan Rey membuat Venus mati rasa, kakinya bak jelly yang kenyal yang tak bisa menahan berat tubuhnya. Benda basah kenyal nan tebal berhasil memporak poranda seorang Venus.
Hampir saja Venus limbung kalau Rey tidak memegang pinggangnya.
Tangan yang penuh darah milik Rey menekan tengkuk Venus guna memperdalam ciuman mereka. Entah kesadaran Venus masih melekat atau tidak,Venus membalas ciuman Rey.
Buk buk buk
Venus terus memukul dada bidan Rey dirasa nafasnya mulai menipis. Namanya juga manusia selalu di hantui dengan nafsu, Rey hanya memberikan waktu 5 detik untuk Venus bernafas selanjutnya ia melanjutkan kegiatannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand (SELESAI)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERSEDIA DI PLAY BOOK. LINK PEMBELIAN ADA DI BIO] "She is mine!" Cowok mesum koridor yang di temui Venus, cowok yang seenak jidat mengklaimi dirinya menjadi miliknya. Dia Reynand. Si cowok mesum koridor, si tuan posse...