39. Gawangnya kebobolan

10.8K 373 6
                                    

Setelah bertemu dengan Galaksi di taman guna melepas rindu, Venus memutuskan pulang kembali ke rumah Rey.

Sudah sampai petang dia menunggu Rey, tapi tak kunjung datang. Hingga sekarang pukul 7 tepat. Apa urusannya dengan Fatamorgana belum selesai? Atau ada kendala? Atau Rey lupa?

Pertanyaan itulah yang sedari tadi berputar di otak kecil Venus. Walaupun kesal tapi Venus tetap harus kembali ke rumah, mengingat ia numpang di rumah orang harus tau diri lah ya.

Lagian soal Rey urusannya nanti saja. Nanti akan dia beri sedikit pelajaran yang tak akan terlupakan. Tapi apa? Nanti bisa di pikirkan lagi.

"Lha?"

Kerutan di dahi Venus nampak, saat dirinya sudah sampai di depan rumah Rey. Nampak, motor kebesaran Rey yang terparkir di depan rumah namun rumahnya gelap gulita seperti tak berpenghuni.

Klik

Menghidupkan lampu senter di handphonenya Venus memasuki rumah. Pintu tak terkunci, perasaan tadi ia kunci. Apa ada maling? Atau Rey ketiduran?

Tak mau rasa penasarannya menggerogoti hati kecilnya, ia melangkah dan menghidupkan lampu ruang tengah.

Nampak ruang tengah yang berantakan seperti kapal pecah ditambah banyak pecahan barang dimana mana membuat Venus overthingking. Apa rumah ini habis kerampokan terus Rey di culik perampoknya?

Tidak, itu tidak boleh terjadi.

"REYY!"

"REY LO DIMANA?"

"LO DIMANA BAMBANG?"

"Anjir, siapa Bambang"

Venus takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Berlari mengitari rumah guna mencari Rey. Mulai dari kamar, ruang gym, ruang santai, taman belakang, taman depan hingga kandang Leon, tapi satupun tidak menampakkan batang hidung Rey.

"Jangan sampai lo di culik, mau jadia apa gue nanti!"

Masih jadi manusia mbak, belum jadi babi :D

Terlalu lama berlari dan mengitari rumah yang luasnya na'audzubilah membuat Venus lelah, ia memutuskan untuk kedapur. Meminum satu gelas air tidak membuat waktu mencari Rey kurang kan?

Selesai meminum satu gelas air putih Venus berhenti di pintu kayu usang yang ada di balik kulkas. Pintu itu terbuka.

Sudah lama pintu itu tidak terbuka lagi. Terkahir kalinya terbuka saat ia dan Rey membunuh bareng. Setelah itu pintu itu di kunci rapat oleh Rey.

Entah sadar atau tidak Venus kini berjalan memasuki pintu itu. Pancaran lampu bohlam yang remang-remang dan suara derap langkah kaki Venus menemaninya. Hingga sampai di ujung lorong.

Venus berdiri mematung di ambang pintu. Badannya bergetar, tubuhnya bak patung tak bernyawa, kakinya kaku untuk melangkah mendekati saja tidak mampu dan keringat sebiji jagung mulai menetes.

Didepan sana jauh di depan matannya, Rey sudah mengingkari janjinya dengannya. Ingkar janji.

"REYY!!"

Sedangkan Rey mendegus sebal lalu berbalik. Senyum lebar terpatri di wajah tampannya yang banyak bercak darah.

Tangan kanannya melambai kearah Venus, "Hai babby," sapa Rey girang dan berjalan mendekati Venus tanpa melepaskan belati yang ada di gengaman tangan kirinya.

"Darling, ai kangen you!"

Suara Rey berhasil membuat mata Venus beralih menatap Rey di depannya.

Tatapan matannya memancarkan kebencian, kaget, syok dan ketidak percayaan menjadi satu. Tak lama liquit bening mengalir di sudut matannya.

"Hey babby jangan nangis aku tidak apa apa," Rey menghapus air mata Venus di sudut mata Venus tapi di tepis kasar olehnya.

Possessive Reynand (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang