13

285 31 0
                                    

-----------------------------------------------------------

Keesokan harinya Sila tengah menyisir rambut panjang Adel dengan sangat pelan dan lembut itu lah yang dirasakan Adel saat ini, meskipun dalam keadaan tetap saling diam namun didalam hati Sila berharap agar putri nya itu mau berbicara lagi.

"Rambut kamu udah panjang sayang, nggak mau di potong?" tanya nya sedangkan yang di tanya hanya menghendikkan kedua bahunya.

"Kalau mau ntar mama bakal bawa kamu ke salon"

Sila melanjutkan kembali sisiran di rambut Adel itu dengan telaten sesekali dia menuangkan vitamin rambut ke rambut Adel.

"Rambut kamu bagus mama jadi pengen punya rambut kayak kamu" candaan yang terasa sangat garing itu langsung muncul di bibir Sila lagi.

Cklek

Masuklah Teguh dengan membawa paperbag berwarna coklat susu itu lalu ia letakkan di depan Adel membuat sang empunya mendongak ke atas.

"Papa tadi habis keluar dan kebetulan lewat depan toko cake kesukaan kamu jadi papa ingat kalau putri kecil papa ini sangat suka sama cake itu trus papa langsung beli" jelas nya.

Adel tetap diam tidak bicara apa apa.

Tangan Sila bergetar sambil menyisir rambut Adel namun tak bisa di paksakan air mata nya terus mengalir dan mengalir melihat putri nya tidak berbicara apapun.

"Rambut nya udah di sisir dan sekarang mama suapin cake nya ya"

Adel tidak menggubris ucapan Sila dia hanya menunduk kan kepala nya begitu saja.

Sila tersenyum tipis lalu mengambil potongan cake kecil dan mulai memasukkan ke mulut Adel untung nya Adel langsung merespond dengan membuka mulut nya itu, Sila jangan ditanya karna dia sungguh benar benar bahagia melihat Adel mau merespond nya.

Tapi baru tiga suapan namun Adel langsung menolak dengan geleng geleng kepala nya, Sila hanya bisa menghela nafas kasar lalu meletakkan sisa cake itu ke dalam kotak nya.

Setelah menyuapi Adel kini Sila tengah sibuk membersihkan ruang rawat putri nya itu sedangkan Teguh pria paruh baya itu sedari tadi sibuk menata tempat tidur Adel yang berantakan sedikit.

Adel melihat kedua orang tuanya secara bergantian membuat hati kecil nya tersentuh meskipun itu hanya sedikit tetapi Adel bisa merasakan itu, senyum kecil terbit dari bibir mungil nya tanpa ada yang menyadari.

"Pa?? Ma??" pangil Adel pelan dengab tiba tiba.

Sila dan Teguh langsung menghentikan aktifitas mereka masing masing setelah mendengar ucapan Adel.

Keduanya sama sama mengusap air mata mereka masing masing karna tak kuat mendengar Adel yang akhirnya mau memanggil papa dan mama lagi.

"Iya sayang?"

"Kenapa sayang??"

Keduanya langsung menjawab bersamaan sangking sangat antusias nya sama sekali.

"Adel,, Adel,, " ujar nya sambil memilin ujung baju nya itu.

"Mau apa sayang!"

"I Will to go home "

"No! You must be here, kamu belum sembuh sayang" jawab teguh.

"I'm fine, i'm not sick"

"Really? Okey, we go home tapi dengan satu syarat kamu nggak boleh ke sekolah dulu, you stay in home you understand??"

"Emmm,,"

"Promise??"

"Adel tidak bisa janji soal itu!"

"Why?? Kali ini tidak ada penolakan kamu tetep dirumah papa sama mama yang akan urus kamu sampai sembuh" tegas Sila

---

Kediaman Adhicandra.

Tokkk tokk

"Maaf Tuan nyonya! Ini ada paket untuk non Adel" ujar BI Ana sambil menunjuk ke belakang dimana terdapat box kotak besar yang dibawa oleh satpam rumah nya.

"Maaf dari siapa ya itu?" tanya Teguh sedangkan Adel dia juga ikut menatap box itu dengan tatapan bingung.

"Tidak tahu pak tadi hanya di antarkan oleh kurir"

"Yasudah bawa masuk saja"

Setelah BI ana dan satpam itu berjalan keluar lalu Teguh berjalan ke arah box itu dan dengan pelan pelan mencoba untuk membuka nya, setelah tiga menit lamanya box itu akhirnya terbuka dan ternyata isinya boneka Teddy Bear yang sangat besar berwarna putih ditambah buket bunga mawar pink.

"Siapa yang memberikan boneka sebesar dan juga buket bunga ini kira kira?" tanya Teguh.

"Sayang ada surat yang terselip di dalam buket bunga nya coba kamu baca mungkin ada nama pengirim nya disitu" kata Teguh sambil memberikan surat itu.

Adel menerima surat itu lalu pelan pelan ia buka dan membaca nya.

Selamat pagi Chan Chan ku!

Aku sangat khawatir mendengar jika kamu sakit, Aku berharap kamu cepat sembuh ya! Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu! Sangat sulit untukku jauh dari mu Aku berharap saat aku datang nanti aku akan menjadi dokter sekaligus penyembuh rasa sakit mu.

Aku menulis surat dan mengirim boneka Teddy bear berwarna putih juga sebuket bunga mawar pink ini tulus dari hati tapi kata kata ku cuma Ngadi Ngadi,, hahahaha! Cepat sembuh Chan Chan

Salam manis..

S.

Hanya itu yang tertulis di selembar kertas surat nya, Adel mengernyitkan kedua dahinya karna dia bingung siapa S??kenapa dia mengirimkan boneka kepada nya dan juga kenapa S itu bisa tau panggilan semasa kecil nya padahal hanya kedua orang tua nya yang tau panggilan masa kecil nya dan juga seseorang yang sangat berarti di hidup nya dulu.

"Papa taruh mana ini boneka sayang?? Di sudut sana ya biar dia beradaptasi dengan boneka boneka kamu yang lainnya " kata Teguh dan putrinya itu mengangguk.

"Aduh,,duh,,,ini boneka banyak banget papa bingung mau ditaruh dimana?" Lanjut nya.

"Taruh disini aja pa disamping Adel " jawab Sila.

"Tapi di tempat tidur itu udah ada boneka yang papa kasih ma!"

"Udah deh pa biarin aja lagian di sudut sana nggak ada tempat buat dia " jelas Sila dengan beranjak mengambil alih boneka itu dan meletakkan disamping putri nya.

"Sayang! Kamu mau makan apa? Biar mama buatin? " Lanjut nya dengan bermaksud ingin mengajak Adel berbicara tapi sepertinya sama saja dia bahkan sepertinya enggan untuk membuka mulutnya.

"Sa--"

"Ma! Udah biar Adel istirahat" potong teguh dan Sila mengangguk sebelum mereka benar benar keluar dari kamar Adel mereka sempat mencium pucuk kepala putrinya dan juga membaringkan tubuh Adel lalu menyelimuti tubuh Adel sampai batas dada.

















-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

TBC

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang