14

274 31 3
                                    

----------------------------------------------------------

Saat ini Adel tengah terbaring sembari menutup matanya meskipun dia menutup mata tapi dia tidak tidur otak nya terus berfikir siapa yang mengirim boneka itu dan siapa S.

Brukkk.

Suara itu membuat empunya terbangun lalu mencari darimana asal suara itu.

Takkk.

Adel menundukkan kepalanya ketika melihat Coklat yang mendarat mulut dipangkuan nya.
"Siapa???"

Takkk.

Untuk kedua kalinya dia mendapatkan lemparan coklat yang tidak dia ketahui dari mana hingga membuat kaki nya beranjak pelan pelan menuju balkon kamarnya.

Srakkk.

Gadis itu membua gorden putih nya matanya terbelalak dikala melihat siapa yang berada dibalkon kamar nya seorang pria berseragam SMA berdiri disana menatap Adel yang sedang berdiri tidak jauh dari dirinya pria itu melepaskan kaca mata hitam nya lalu merentangkan kedua tangannya sedangkan Adel yang melihat itu seketika raut wajahnya berubah tanpa membutuhkan banyak waktu gadis itu berlari dan melompat kedalam pelukan pria itu.

Greppp.

Bersamaan dengan itu tangan pria itu langsung memegang tubuh kecil dari Adel agar tidak jatuh karena kaki jenjang nya sengaja dia lilitkan dipinggang pria di depannya lalu berputar putar hingga rambut indah itu mengenai wajahnya.

"Udah Udah pusing aku" kata Adel yang langsung membuat tubuh nya itu turun dari gendongan pria itu.

"ada pintu kenapa manjat??"

"Huhhh,,, lebih menantang masuk rumah kamu dari pada manjat ke kamar kamu " jawab pria itu.

"Kan bisa telfon "

"Kelamaan keburu rasa rindu yang menggebu ini menusuk kalbu"

"Gile bang??"

"Dikit neng itu juga gara gara kamu" jawab nya dengan mencubit kecil hidung Adel

"Kenapa nggk lewat pintu??"

"Chan Chan!! Dipintu ntar aku bakal ketemu papa mertua aku,,ehh maksudnya papa kamu nah ntar disana om Teguh pasti nyuruh aku buat nasehatin kulkas 24 pintu "

"Kulkas?? " Polos.

"Lo kulkasnya yaelah! Esmosi gue"

"Yeeeeeee,,, gue geplak lo" ancam Adel dengan ingin melayangkan pukulan tapi berakhir mengalungkan tangannya di leher pria yang berada didepan nya.

"Gimana keadaan kamu?"

"Mendingan "

"Mikir apa si cantiknya kak Sanju ini?? Jangan mikir yang nggak penting cukup satu yang kamu pikirin "

Ya, pria itu adalah Dimas Antariksa Satya Dinugra yang tidak lain juga teman masa keci daril Adel.

"Apa???" 

"Dimas Antariksa Satya Dinugra" bisik nya.

"Iya harus itu " .

"Wajib!" Jawab Satya

"Wajib dibuang dari otak gue " jelas Adel dan keduanya tertawa.

"Nggak mau masuk nih??"

"Nggak perlu disuruh masuk juga Kak Sanju udah nyelonong " jawab Adel.

"Btw kalo kamu manggil aku kak Sanju jatoh nya kek kamu itu adek aku padahal kita seumuran bahkan tanggal lahir kita aja berdekatan " jelas nya dengan langsung berjalan dan mendaratkan bokongnya di kasur empuk milik Adel.

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang