Rooftop
Adel terduduk di tepi rooftop di tatap nya awan putih dan juga langit biru, gadis itu menghela nafas berat saat Sebuah perkataan kembali terputar dalam otak nya jujur saja hati nya merasakn sakit yang luar biasa ketika sang sahabat menuduh apa yang sama sekali tidak dia lakukan.
Disisi lain seorang cowok yang tengah berjalan gontai tiba tiba membelalakkan matanya dikala melihat salah satu siswi yang tengah berada di tepi rooftop tanpa menunggu lebih lama lagi kaki jenjang nya berlari dengan sekuat tenaga nya.
"Minggir! Minggir! Awas! Jangan ngalangin jalan gue kalo kalian nggak mau mati di tangan gue!" Seperti itulah yang cowok tdi katakan dengan apa yang dia lihat beberapa detik sukses membuat nya kalang kabut.
"Alaska ! Alaska! Lo tau Alaska??" Tanya nya pada salah satu siswa namun siswa tersebut menggelengkan kepalanya.
"Bangkek brengsek dimana Si anak Dugong disaat lagi genting kayak gini kenapee ngilang kayak setan" dumel nya dengan terus melangkah kan kaki jenjang nya tak membutuhkan waktu lama sepasang sepatu itu bergesekan dengan ubin namun tidak sesuai dengan ekspektasi nya jika dia akan berhenti tepat di depan pintu melainkan...
Brakk...
"Sial! Pakek kelewat jatuh lagi gue" umpat nya.
Sedetik kemudian ia langsung berdiri dan memasukki sebuah ruangan yang dia yakini terdapat Alaska di dalam nya.
Dengan nafas yang memburu membuat beberapa pasang mata menatap nya dengan aneh namun berbeda dengan salah satu dari mereka yang hanya menggelengkan kepalanya.
"Buset nih bocah kenape lagi Lo??" Tanya Elard dikala mata nya melihat Mario yang tengah masuk dengan menampilkan wajah khawatir. "Maraton??"
"Alaska,, mana Alaska??"
"Hmm, " deheman itu membuat mata Mario menatap Alaska yang tengah berdiri membelakangi nya.
"Lo,, hosh,, hosh,,, Lo harus cepet Ka,, hosh,,"
"Apaan sih Lo kalo ngomong itu tenang dikit napa?" Protes Elard.
"Halah bodo amat,,hosh hosh,, jawab Mario. "Lo,, Lo ikut gue,, hoshh,, "
"Kemana??" Tanya Alaska.
"Gue nggak bisa jelasin yang terpenting Lo harus ikut gue sebelum semua nya terlam--"
"Maksud Lo?"
"Rooftop,,,hoshh,,, Adel,,"
Bluurrr,,,
Alaska melempar kertas kertas yang berada di tangannya hingga kertas itu berhamburan kemana mana, jantung nya memompa lebih cepat kaki nya langsung melangkah lebar keluar dari ruangan nya tadi dan berlari layak nya seorang Mario tadi.
Dada Alaska naik turun sebab dia berlari cukup jauh untuk sampai di rooftop dan ternyata benar mata nya menangkap hal yang sama seperti apa yang dilihat sahabat nya Adel dia tengah berdiri di tepi rooftop sembari menutup kedua matanya dan jangan lupakan tangan yang dia rentangkan.
Grepp...
Entah angin dari mana tiba tiba tubuh Adel di tarik seseorang hingga menyebabkan diri nya terjatuh dan berguling guling disaat tubuh nya berhenti berguling kedua netra coklat cerah nya itu menatap netra gelap milik seseorang yang lebih tepatnya Adel berada di bawah seseorang, sebelum kesadaran nya benar benar terkumpul kedua pasang mata itu saling menatap dengan dalam namun sebab angin yang tiba tiba menerpa dan membuat anak rambut Adel menutupi wajah Adel akhirnya keduanya tersadar.
Alaska mengulur kan tangan nya membantu Adel untuk bangun, gadis itu menerima uluran tangan tersebut lalu berdiri namun di saat dia berjalan untuk mengambil airponds nya yang tertinggal tanpa aba aba Alaska langsung menggendong tubuh nya layak nya karung beras.
"Heh tembok! Turunin gue! " Berontak nya.
Alaska tak mengindahkan perkataan itu dia hanya terus berjalan walaupun Adel memberontak dengan terus memukuli punggung Alaska.
"Tembok! Turunin gue!" Protes nya.
Brukk..
"Aww,, "
"Heh Cewek misterius! Mau mati Lo?? Kalo mau mati jangan disini malu maluin sekolah" kata Alaska setelah membanting tubuh kecil itu diatas sofa yang berada di dalam basecamp milik nya.
"Ngaco deh Lo!"
"Ngaco dari mana?? Jelas jelas Lo mau terjun bebas dari gedung sekolah masih ngelak lagi, Lo tu bukan malaikat yang punya sayap disaat Lo terjun tiba tiba sayap Lo muncul gitu?? Gila gue nggak percaya di dunia ini ternyata masih ada ya orang yang umur nya dewasa tapi tingkah nya kayak Anak TK"
"Yang mau terjun siapa??" Tanya Adel.
"Lo lah!"
"Buat apa gue terjun tembok?? Hah??" pekik Adel dengan nada nyolot.
"Ya siapa tau Lo tertekan dengan kehidupan Lo"
Perkataan itu sontak membuat Adel terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain jujur saja apa yang dikatakan Alaska memang benar benar terjadi dalam hidup nya namun tak ada seorang pun yang bisa melihat nya.
"Dasar Gila " gumam Adel.
"Lo kali yang gila"
"Lo "
"Lo "
"Lo "
"Lo lah kan Lo yang mau bunuh diri"
"Siapa yang mau bunuh diri?" Geram Adel membuat dirinya ingin sekali mencabik cabik wajah cowok di depan nya itu.
"Lo "
"Gue nggak mau bunuh diri, tembok"
"Terus Lo ngapain berdiri disana??"
Adel terdiam.
"Nah diem berarti bener dugaan Mario" kata Alaska.
"Mario??" Tanya Adel.
Alaska mengangguk. "Ya tadi sahabat gue lihat Lo terus kalang kabut nyari gue, untung gue cepet Sampek tapi kalo nggak Lo bakal terjun dan bakal ada pewarna merah di seluruh tubuh Lo"
Adel berdiri menatap Alaska sembari menggelengkan kepalanya Alaska terkejut dikala sebuah tangan menggenggam tangan nya dan menariknya agar ikut melangkahkan kakinya menuju tempat Adel berdiri tadi, dia menghirup udara segar disana begitu juga dengan Alaska.
"Jadi Lo nggak,,, "
"Gue cuma nyari udara segar itu aja" jawab Adel.
Percayalah Alaska tengah merutuki diri sendiri, dia merasa malu dengan apa yang dia lakukan beberapa menit yang lalu. "Lain kali jangan langsung menganggap jika seseorang yang berada di posisi sama seperti gue tadi terus Lo nganggep bakal bunuh diri itu akan buat kesalah pahaman " lanjut Adel.
Alaska terdiam jujur saja dia ingin langsung pergi meninggalkan Adel namun tangan mungil itu masih menggenggam tangan nya.
"Ka! Gima--" perkataan Mario terpotong dikala melihat Alaska dan juga Adel berada di tempat yang sama bersamaan dengan itu genggam tangan tadi melemah dan lepas.
Tatapan Alaska menajam melihat kedatangan Mario dia sudah bersiap siap untuk melayang kan pukulan namun langkah nya di dahului oleh Adel.
"Heh roti bantet! Dengan seenak jidat Lo ya bilang gue mau bunuh diri" protes Adel.
"Ya gimana lagi Lo kan tadi kaya--"
"Stop! Tutup mulut Lo atau gue tutup umur Lo!" Potong Adel dengan menunjukkan jari telunjuk nya kearah Mario. "Ehh,, tunggu deh gimana gue mau nutup umur Lo kan di darah gue nggk ada darah psikopat" lanjut Adel.
Mario menegang mendengar ucapan Adel.
"Gue bercanda kali tegang amat kayak sahabat Lo" jelas Adel dengan memberikan sebuah tepukan ringan di pundak Mario lalu pergi meninggalkan.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/269867174-288-k726868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ADELIA]
Teen Fiction____________________________________________________ Adelia Azrina Adichandra gadis cantik dengan tubuh mungil ditambah lagi rambut yang se punggung. Gadis yang sangat suka bermain piano, kedua orang tua nya sangat sibuk dengan bisnis nya masing mas...