36

181 15 0
                                    











"Kamu??"

____________________________________

"Jangan pernah anda coba coba lagi untuk menampar Adel, saya sudah lama menahan ini semuanya tetapi anda tidak berubah anda tetap marah marah tanpa sebab ke Adel walaupun Adel sudah meminta maaf namun anda belum puas sama sekali"

Tangan Silla di cengkeram sangat kuat oleh orang di depan nya itu bahkan mungkin tangan nya sudah memar sedangkan orang di depan nya itu tanpa rasa takut pun tetap menatap Silla dengan tatapan yang sangat tajam bahkan nafas nya kian memburu mata pun juga memerah menandakan amarah orang itu benar benar menyeramkan.

"Kamu nggak berhak ikut campur ini semuanya karna itu bukan keluarga kamu bahkan saya melakukan apapun kepada anak saya itu juga bukan urusan kamu mending kamu keluar dari rumah saya"

"Mungkin ini memang benar jika bukan keluarga saya tapi orang yang anda sakiti, yang anda marah i, yang anda katai itu adalah orang yang sangat saya sayangi melebihi diri saya sendiri jadi saya berhak untuk ikut campur" tegas nya.

"Anak kayak dia ini nggak pantes untuk di sayangi dan di cintai karna hidup nya hanya bisa menyusahkan orang saja" jawab Silla yang tak kalah tegas.

"GITU GITU JUGA DIA PUTRI ANDA, ANAK SEUMURAN DIA SEBAIKNYA TIDAK DI PERLAKUKAN SEPERTI INI PADAHAL DIA SEHARUSNYA DI SAYANG DI BERI PERHATIAN BUKAN SEPERTI ANDA YANG HANYA BISA MEMBERINYA LUKA SAJA BAHKAN ANDA SELALU MARAH MARAH IBU MACAM APA ANDA HAH??? KATAKAN KEPADA SAYA IBU MACAM APA ANDA???"

"KENAPA ANDA DIAM?? KENAPA??LIHAT ADEL SELALU MENURUTI PERKATAAN ANDA SEPERTI ANDA SELALU MENYURUH NYA BELAJAR BELAJAR DAN BELAJAR DI SAAT TEMAN TEMAN NYA PERGI MENIKMATI LIBURAN ADEL MALAH ANDA SURUH UNTUK BELAJAR BAHKAN SAMPAI MEMBUAT ADEL SAKIT DAN HARUS DI LARIKAN KERUMAH SAKIT"

Silla benar benar diam tidak bisa menjawab apapun mungkin karena dia juga sebenarnya takut melihat kemaran orang di depan nya itu tetapi dia berusaha menutupi ketakutan nya itu dengan tatapan tajam nya sedangkan Adel dia masih menunduk sembari menangis.

"Apa salah Adel hingga anda selalu memberi nya kesedihan?? Apa salah Adel??" lirih orang itu.

"Kak Sanju udah kak udah,,Adel nggak papa kok Kak Sanju udah"

Ya orang itu memang Satya yang tadinya dia berniat kerumah Adel untuk menemani nya karena semalam dia sempat mendapatkan pesan jika Bi Ana sedang pulang ke kampung jadi dirinya harus menemani gadis itu agar tidak kesepian namun ketika kaki nya melangkah kan ke dalam rumah Adhicandra dirinya mendengar suara teriakan yang membuat Satya kalang kabut bahkan tanpa berfikir lama dia langsung berlari ke arah suara itu ketika sampai di depan meja makan alangkah kaget nya dia melihat Adel tertunduk menangis sambil memegang tangan nya yang berdarah dan yang bikin dia sangat terkejut melihat Silla yang hendak melayangkan sebuah tamparan ke arah Adel membuat amarah nya langsung memuncak serta kedua tangan nya terkepal kuat.

Satya menatap Adel langsung dia menghempaskan tangan Silla dengan kasar dan menarik Adel untuk berdiri lalu dia mengangkat Adel dan membawa nya ke kamar gadis itu untuk mengobati luka di jari nya dan juga menenangkan nya.

"Udah jangan nangis ada aku disini yang bakalan lindungin kamu apapun itu"

"Hiks,,,hiks,,,"

"Jangan nangis nanti imut nya hilang, sini tangan nya biar aku obatin" Katanya.

Adel hanya menjawab dengan geleng geleng kepala dan itu membuat Satya menghembuskan nafas nya dengan kasar, Satya langsung berdiri dan mengambil koper yang berada di atas lemari kamar Adel tak lupa setelah itu dia juga memasukkan beberapa baju ke dalam koper Adel dan juga seragam sekolah sedangkan Adel dia sibuk menangis mengingat perlakuan kejam dari mama nya itu yang tidak pernah sekali pun menghargai nya sama sekali.

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang