35

135 14 0
                                    














Sudah dua jam lamanya Adel duduk termenung di kursi meja belajar nya sembari tangan nya memainkan bolpoin bentuk uncorn itu entah apa yang dipikirkan gadis itu hingga selepas pulang sekolah dia mengurung diri di kamar bahkan sudah beberapa kali Bi Ana mengetuk pintu gadis itu namun Adel hanya menjawab jika dia sedang tidak mau di ganggu.

Otak nya berputar kembali lalu mengingat dimana dia tadi berbicara dengan seseorang yang pernyataan nya membuat nya terkejut bahkan sampai sampai dia tidak bisa berkutik apapun.

Flashback

"Kalau gue sebenarnya----"

"Kalau sebenarnya apa??" tanya Adel.

"Gue suka sama lo Adel Azrina, gue udah dari lama suka sama lo bahkan gue sering merhatiin lo dari berangkat sekolah, jalan ke perpus, ke kantin bahkan pulang sekolah gue selalu merhatiin lo tapi baru hari ini gue bisa nyatain perasaan gue ke elo dan gue bener bener lega akan hal itu"

"Tapi gue nggak kenal sama lo bahkan gue hanya tau nama lo aja dan juga posisi lo disini" jawab Adel.

"Walaupun lo belum kenal gue sepenuhnya tapi kita bisa coba kan untuk memahami diri kita satu sama lain?"

Cowok itu tanpa izin langsung menggenggam tangan Adel sambil menatap nya dengan tatapan sendu sedangkan Adel otak nya masih ngeblank hingga beberapa saat kemudian dia langsung melepaskan genggaman tangan itu dengan kasar.

"So--ry gue nggak bisa karna gue nggak berniat untuk pacaran"

"Tapi kita bisa nyoba kalau nggak cocok oke kalau gitu kita bisa putus"

"Gue tetep nggak mau" kekeh Adel.

"Shit" umpat cowok itu.

"Tapi kenapa lo selalu deket sama Alaska kalau lo bilang nggak mau pacaran atau emang jangan jangan lo cewek murahan" lanjutnya.

Plakk

"Jaga omongan lo, gue nggak seburuk apa yang lo pikirin itu"
Setelah menampar cowok itu Adel langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang tidak dapat di deskripsi kan.

Flashback on

"Gue harap besok dan seterusnya gue nggak bakalan ketemu dia lagi" gumam nya.

Adel menghembuskan nafas nya kasar lalu dia berjalan keluar kamar berniat untuk menuju dapur karna dia belum makan sama sekali jadi mungkin dia akan mencoba memasak agar tidak merepotkan Bi Ana.

"Loh Bibi mau kemana malam malam gini?" tanya Adel kaget ketika kaki mungil nya berhenti di ujung anak tangga.

"Maaf non Bibi harus pergi sekarang ke kampung soalnya anak Bibi sakit jadi Bibi harus cuti mungkin satu sampai dua bulanan kalau boleh"

"Kalau gitu Bibi harus pulang aja kasian anak Bibi"

"Tapi kalau Bibi ke kampung terus non Adel sama siapa?? Nyonya sama Tuan juga nggak di rumah" ucap bi Ana dengan khawatir.

"Kan ada pak satpam jadi Adel nggak sendirian, Bibi pulang aja nggak papa"

"Yasudah kalau begitu Bibi pergi dulu ya non, non Adel jaga diri baik baik jangan tidur malam malam kalau mau tidur semuanya di kunci dan kalau ada apa apa langsung telfon pak satpam"

"Iya Bi mending Bibi buruan berangkat biar cepat sampai nya"

Bi Ana langsung melangkah kan kaki nya keluar sedangkan Adel dia lagi lagi hanya bisa menghela nafas karena merasa sangat kesepian ralat bahkan benar benar kesepian karena semua orang pergi meninggalkan nya dan kini hanyalah dirinya sendiri yang tinggal di dalam rumah yang sangat besar.

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang