05

403 43 4
                                    

Happy Reading!!!!!

⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅⬅

Untuk apa berusaha terlihat sempurna dimata orang lain? Hentikan kelakuan bodoh mu itu, tiap manusia diciptakan dengan kekurangan yang berbeda

_Adel Azrina

Adichandra Family

Kepala keluarga di kediaman Adichandra saat ini tengah menatap wanita yang ada di depan nya itu dengan tatapan yang sangat tajam sedangkan sang empunya malah terlihat biasa saja malahan asik menikmati makanan yang sudah disediakan oleh Bi Ana.

Tangan Teguh mengepal kuat serta rahang nya mengeras dan jangan lupakan mata nya berubah menjadi warna merah, suasana nya sangat mencekam sedangkan Bi Ana dia hanya bisa melihat di dapur tanpa mau ikut urusan majikan nya itu.

"Sila apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?" tegas Teguh.

Sedangkan yang ditanya malah menaikkan satu alis nya ke atas lalu melanjutkan sarapan nya yang tertunda itu.

"Saya bicara dengan kamu tapi kenapa kamu tidak menanggapi saya, istri macam apa kamu ini hah??"

Brakk

Sendok yang dipegang Sila di banting ke piring lalu Sila menatap Teguh tak kalah tajam, walaupun sebenarnya dia agak takut tetapi dirinya harus memberanikan diri untuk bisa melawan Teguh.

"Oh jadi anak kamu yang manja itu ngadu ke kamu iya?"

"Sekali lagi aku tegasin kalau dia bukan cuman anak aku tapi anak kamu juga, darah daging kamu juga dan kamu mengandung nya selama sembilang bulan juga kamu yang melahirkan nya" bentak nya.

"Aku nggak pernah punya anak yang manja kek dia, suka nya nyusahin orang dan suka ceroboh! Dan apa kamu tau tadi malam gara gara keteledoran nya dia numpahin susu nya itu ke berkas penting aku" Teriak Sila tapi untung nya Adel belum berada di bawah mungkin dia masih bersiap siap.

"Cuman gara gara berkas sialan mu itu kamu sampai bentak putri kamu sendiri dan mukul tangan nya sampai merah"

"Masih mending anak kamu itu nggak aku seret ke gudang karna cuman aku pukul aja"

Teriakan demi teriakan bergema di rumah itu sampai sampai bi Ana merasa takut kalau anak majikan nya itu akan mendengar pertengkaran dari orang tua nya itu dibawah.

"Semoga non Adel jangan turun dulu, nggak kebayang nanti kalau non Adel tau orang tua nya lagi berantem" batin bi Ana

Sila maupun Teguh sama sama tidak bisa mengendalikan ke ego mereka masing masing, karna ini adalah pertama nya mereka bertengkar sangat dasyat.

"Saya bener bener kecewa sama kamu Sila, kamu lebih sayang harta kamu dari pada berlian berharga kita"

Tak tak tak

Bunyi langkah kaki kecil yang terbalut sepatu hitam bercorak putih itu menuruni tangga dengan raut wajah yang sulit diartikan tak lupa wajah nya sangat lah pucat namun tidak bahagia bibir nya mungkin ia mengoleskan sedikit pelembap bibir.

Teguh melihat putri nya menuruni tangga itu langsung meredakan amarah nya karna di tidak mau putri nya melihat pertengkaran nya dengan Sila. Mata nya pun tak sengaja menatap pergelangan tangan Adel yang masih terbalut perban yang masih baru mungkin Adel baru saja mengganti.

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang