43

109 7 0
                                    







Tara turun dari taksi dan mata nya menerjap seolah tidak percaya dengan apa yang dilihat nya sebuah mansion besar nan mewah berwarna putih begitu indah di mata nya, gadis itu mengedarkan pandangannya mulai dari sudut kiri hingga sudut kanan.

"Wow! Gue sempat nggak percaya jika ada istana semegah dan seindah ini,,, sungguh!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi ia membuka gerbang berwarna gold, senyum riang terlihat sangat jelas ia pun juga bernafas lega karena gerbang tidak dikunci dan tidak ada penjaga meskipun seperti yang pernah dia katakan jika rumah yang dia datangi itu sangat lah ketat akan penjagaan.

Ting tong!

Jgrakkk...

Gadis dengan balutan Sweater berlengan panjang berwarna pink merah jambu yang bagian pergelangan tangan nya terdapat kerutan, bawahan rok yang  bawahan nya rempel berwarna putih di atas lutut itu terkejut benar benar terkejut dengan kehadiran sahabat nya.

"Adel!!!" Pekik nya dengan langsung memeluk tubuh sahabat nya. "Astaga,, Astaga,, Astaga,, istana yang dulu nya hanya cerita yang keluar dari mulut Lo saat ini gue melihat nya dengan langsung" lanjut nya.

Percayalah Adel setia terdiam dan menegang melihat Tara tiba tiba datang ke rumah nya seolah kehilangan kata kata Adel hanya mendengar kan celotehan sahabat nya.

"Wow! Ini baru yang nama nya istana "

Perkataan itu memecahkan keheningan nya, Adel tersadar dan membiarkan Tara masuk setelah keduanya terduduk wanita paruh baya datang dengan membawa dua gelas jus stroberi dan juga beberapa camilan kering untuk mereka.

"Makasih bi " kata Tara.

Bi Ana mengangguk lalu pergi.

"Del??"

"Ha--hah??" Cengo nya.

"Lo diem mulu kenapa sih? Bukan nya seneng gue kesini Lo malah kayak orang yang kerasukan"

"Ehh,, iya! Gue,,, gue hanya nggk percaya gitu Lo tiba tiba aja dateng dan nggak bilang ke gue" jawab Adel.

"Ya gimana lagi? Kalo gue ngasih tau Lo kalo gue mau ke sini yang ada Lo bakal bilang kalo lo nggak di rumah lah dan bakal ada alasan lainnya " jelas Tara dengan memasukkan camilan kedalam mulut nya.

"Ya kan gue bisa siap siap buat nyambut Lo gitu hehehe,,"

"Seharusnya emang gitu tapi setelah di pikir pikir mending gue ngasih kejutan ke Lo! Ohh ya mana bokap nyokap Lo?? Kedatangan gue kesini sebab penasaran dengan bokap nyokap Lo tau nggak sehangat apa ya mereka "

Deg... 

"Apa yang harus gue perlihatkan ke Lo Ra! Apa yang harus gue katakan? Sebab kenyataan nya semua yang gue ceritain ke Lo itu sama sekali tidak terjadi dan bahkan tidak akan pernah bisa terjadi" batin Adel.

"Del?? Buset ni bocah di ajak ngomong malah ngelamun"

"Ehh i--iya itu mereka lagi di kantor"

Tara mengangguk paham.

Lima belas menit mereka terdiam lama karena masing masing memang sedang tidak ada yang harus di bicarakan sampai sampai ucapan Adel memecahkan keheningan ini.

"Iza kenapa nggak ikut Ra?? Padahal dulu dia yang paling antusias buat pengen tau rumah gue??"

Ya memang betul, dulu Iza lah yang sering mengotot ingin pergi kerumah Adel sampai sampai sampai cewek itu pernah ngambek lantaran Adel tidak pernah mengajak nya kerumah nya namun sekarang apa??? Kenyataan nya Iza sangat berbeda dengan yang dulu membuat Adel sempat termenung jika teringat perkataan Iza sewaktu di kantin itu.

[ADELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang