«Prolog»

80K 2.7K 41
                                    

Selamat datang di ceritaku><

Sebelumnya, aku mau nanya. Tahu cerita ini dari mana?

Dah, itu aja sih.

Happy Reading♡

.

.

Tak!

Suara bunyi bidak catur ditekankan, diiringi dengan teriakan.

"Yes, Papa menang!" Pria paruh baya itu tertawa keras melihat ekspresi yang ditujukan sang anak di depannya.

"Sesuai janji kita tiap main catur, yang kalah harus nurutin apa yang si menang inginkan."

Alex, cowok itu menipiskan bibir, menghela napas pasrah. "Ya udah, Papa mau apa supaya Alex turutin? Asal jangan belajar aja, sih."

Dion terkekeh geli melihat wajah nelangsa Alex. "Ada, deh. Nanti Papa kasih tau."

Alex memicing. "Kok, kayaknya aneh-aneh, ya?"

"Hahaha, nggak. Eh, ngomong-ngomong kamu putus lagi sama mbak pacar? Kok nggak malam mingguan? Oh, iya Papa lupa. Tadi, kan, kamu udah cerita."

Alex melengos mendengar itu.

Aneh saja, setiap malam Minggu ia selalu mengajak anaknya main catur, tapi Alex pasti selalu menolak akhir-akhir ini karena pergi malam mingguan dengan pacarnya.

Namun, kali ini malah tiba-tiba Alex yang mengajaknya main catur lebih dulu.

"Pake disumpahin segala, lagi! Hi, ngeri," ledek Dion semakin menjadi.

"Pas banget!" Dion menuntaskan meneguk minumannya terlebih dahulu. "Itu artinya kamu jomblo, kan?"

"Nggak usah mempertegas kali, Pa. Makin kelihatan ngenesnya," balas Alex yang disambut tawa sang papa.

"Ini berhubungan dengan permintaan papa tadi, juga tentang jomblonya kamu."

Alex melirik tak minat.

"Gimana kalau kamu Papa jodohin sama anak temennya Papa?"

__________

⚠️ Cerita ini murni dari otak saya, apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, itu hanya sebuah kebetulan.⚠️



ALEXON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang