Khitbah

1.3K 76 0
                                    

"Kenapa kau tidak mencintaiku?karna aku ingin cinta ini tetap suci hingga suatu saat akan aku serahkan cinta ini kepada yang berhak mendapatkannya".

Mama Dadakan.

*****

Rayhan Alexander.

Aku tak menyangka bahwa aku akan dijodohkan oleh adik sahabatku sendiri. Ya adik dari Putra.

Padahal lusa aku baru saja bercerita tentang perjodohan ini. Tapi dengan bodohnya dia malah tak memberitahuku bahwa adiknya lah yang akan dijodohkan denganku.

Mungkin karna dia tahu aku akan dijodohkan dengan adiknya makannya dia meyakinkanku kalau ini adalah yang terbaik.

"Tenang aja han percaya sama gue. Ini bakal jadi pernikahan terakhir lo. Dan buat cewek yang bakal dijodohin sama lo,lo nggak bakal nyesel deh kalo terima dia"kata Putra meyakinkanku.

"Emangnya lo udah kenal sama ceweknya?"tanyaku pada Putra.

"Udah lah. Gue malah kenal baik sama dia"kata Putra yang membuatku semakin penasaran. Siapa sih sebenarnya cewek itu.

"Siapa emang?"tanyaku.

"Kepo lo"kata Putra yang membuatku tambah penasaran.

"Nggak usah bikin penasaran deh lo Put. Bilang aja kenapa susah banget kayaknya"kataku kesal sambil meminum kopi yang sudah kupesan.

"Ya kalauu gue bilang sekarang nanti nggak surprise dong. Kan nggak seru".

"Tau ah. Gue cabut dulu ya. Mau meetting"kataku lantas pergi meninggalkan Putra sendiri.

Begitulah kira-kira sedikit cerita antara aku dan Putra kemarin. Dan lihat sekarang dia malah terus menggodaku. Aku jengah melihat tingkahnya yang terus menggodaku.

"Diem deh Put. Kalau nggak gue tonjok lo!"kataku kesal pada Putra.

"Lo nggak boleh gitu sama calon kakak ipar lo. Nggak gue restuin baru tau rasa lo"ancamnya padaku. Aku hanya berdehem mendengar ocehan Putra.

"Wah lo kagak percaya. Lihat aja lo. Kalau lo udah lihat adek gue klepek-klepek deh lo"kata Putra lagi.

"Terserah"kataku.

"Eh Han liat tuh adek gue udah turun"kata Putra sambil menunjuk kearah tangga.

Aku mengikuti tunjukkan tangan Putra. Dan benar saja kulihat ada seorang cewek yang kuyakini adiknya Putra sedang menuruni tangga dengan didampingi oleh tante Sarah dan sepupunya Putra.

Tapi sebentar bukankah itu adalah wanita yang kemarin menuduhku ingin menculik Arka. Tapi kenapa sekarang dia berbeda sekali heem lebih terlihat anggun dan cantik. Kemarin kan dia terlihat judes dan galak.

"Woy kedip napa!"kata Putra sambil menyenggol lenganku.

"Iya-iya. Santai napa jadi orang"kataku lantas berjalan menuju tempat papaku karna aku sudah dipanggil oleh beliau.

Aku duduk berhadapan persis dengan adiknya Putra. Kulihat dia terus saja memperhatikan bawah. Aku berpikir apakah lantai lebih tampan daripada aku hingga dia memilih untuk melihat kebawah daripada kewajahku yang tampan ini.

Aku juga melihat dia menggenggam tangan Putra dengan erat mungkin karna gugup.

Kulihat Putra membisikkan sesuatu pada adiknya. Sepertinya Putra menggoda adiknya itu karna setelah Putra berbisik adiknya itu mencubit pinggangnya dengan keras yang membuat Putra meringis kesakitan. Aku hanya tertawa dalam hati melihat eskpresi Putra yang sepertinya sangat kesakitan. Lamunanku dibuyarkan oleh suara ayah Putra yang memulai perbincangan.

Mama dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang