Cewe Sewaan

456 38 0
                                    

Aku pernah bermain sebuah permainan dan kau lah pemenangnya. Aku berusaha melupakan mu tapi itu sangat sulit padahal sudah tidak ada pertemuan diantara kita. Tuhan bolehkan untuk sekali ini saja aku egois, aku ingin hidup dan menua bersamanya...🍂

Mama Dadakan🌹

*****

"Mas gak nyangka ya bentar lagi mau Ramadhan" Kata Dewi yang sedang duduk di samping Rayhan.

Ya sekarang Dewi sedang berada di kantor Rayhan. Dia memutuskan untuk pergi ke kantor Rayhan setelah dari rumah orang tuanya.

"Iya dek mas juga gak nyangka" Rayhan berbicara sambil tetap fokus pada laptopnya.

Sekarang jam menunjukkan pukul 12 siang waktunya untuk makan siang dan sholat dhuzur.

"Mas udah waktunya sholat nih. Sholat berjamaah yuk" Ajak Dewi yang berdiri dari duduknya.

"Eh iya juga ya. Mas sampai lupa. Yaudah kita jamaah diruang pribadi mas aja dek" Rayhan mengajak Dewi untuk masuk kedalam ruang pribadi yang ada di kantornya.

"Mas sih terlalu sibuk kerja".

"Ya gimana dek. Kerjaan numpuk banget soalnya" Rayhan melepaskan jas dan juga dasinya yang terasa mencekik.

"Sesibuk apapun itu mas gak boleh lupa sama kewajiban mas sebagai seorang muslim dan juga jangan lupa makan".

"Iya sayang. Makasih ya udah ngingetin mas" Rayhan mengecup kening Dewi singkat.

"Iya mas. Sama-sama" Dewi tersenyum manis yang membuat Rayhan ikut tersenyum juga.

"Sekarang adek wudhu dulu biar mas suruh Irfan cariin adek mukena ya" Rayhan mengelus kepala Dewi dan Dewi mengangguk menuruti perkataan Rayhan.

Setelah Dewi pergi Rayhan langsung menghubungi Irfan untuk mencarikan mukena untuk Dewi. Tak sampai 5 menit bel pintu ruangan Rayhan berbunyi. Rayhan segera pergi keluar untuk menemui Irfan.

"Nih bos mukena nya" Kata Irfan sambil menyerah kan sebuah mukena bewarna putih.

"Ok makasih" Rayhan menerima mukena tadi.

"Sip bos. Kalau gitu saya permisi dulu" Kata Irfan yang ingin pergi tapi segera di cegah Rayhan.

"Eh bentar fan. Nanti sekalian pesenin makanan resto yang ada didepan ya buat gue sama istri gue, sekalian lo juga. Nih kartunya" Rayhan memberikan sebuah kartu bewarna hitam kepada Irfan.

"Ok bos. Kayak biasa kan?" Tanya Irfan yang menerima kartu dari Rayhan.

"Iya".

"Ok bos. Kalau gitu saya permisi dulu. Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumussalam".

Setelah Irfan pergi Rayhan segera masuk ke ruang pribadinya dan pemandangan pertama yang Rayhan lihat adalah Dewi yang sedang berdiri menghadap jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota metropolitan.

"Dek" Panggil Rayhan.

Dewi yang merasa di panggil segera berbalik dan tak lupa juga senyum yang menghiasi wajah cantiknya yang baru selesai berwudhu.

"Senyumnya jangan manis-manis dek nanti mas diabet beneran lo" Goda Rayhan yang membuat Dewi semakin tersenyum lebar.

"Mas bisa aja" Dewi berjalan kearah Rayhan.

"Ini mukenanya dek" Rayhan menyerah kan mukena yang tadi dia bawa ke Dewi.

"Makasih mas".

"Sama-sama sayang. Mas wudhu dulu ya" Rayhan mengusap puncak kepala Dewi sekilas dan segera pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Mama dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang