Rayhan marah

527 47 0
                                    

"Jangan jadikan kemarahan sebagai awal dari rusaknya sebuah hubungan".

*****

Saat Dewi sedang mondar-mandir karena gelisah pintu kamarnya diketuk dari luar yang membuat Dewi menghentikan aktivitasnya.

"Mama" Panggil Arka dari luar kamar.

"Iya sayang sebentar" Jawab Dewi yang berjalan kearah pintu.

"Kenapa sayang?" Dewi segera menggendong Arka setelah membuka pintu kamarnya.

"Aka lapel" Arka memegangi perutnya yang buncit.

"Arka laper?" Tanya Dewi sambil berjalan menuruni tangga. Dan Arka mengangguk.

"Yaudah mama masak dulu ya" Dewi meletakkan Arka di kursi khusus di meja makan.

"Arka disini dulu ok. Mama masak dulu. Arka juga gak boleh kemana-mana"titah Dewi dan Arka mengangguk.

Dewi kemudian segera pergi kearah kulkas untuk melihat bahan apa saja yang bisa dia masak. Setelah cukup lama berdiri didepan kulkas, Dewi memilih untuk memasak tumis kangkung ditambah dengan bakso dan juga bakwan.

Hanya butuh waktu 30 menit makanan yang disiapkan Dewi sudah siap semuanya. Dewi segera menyajikan nya ke meja makan.

"Sayang mama Minta tolong panggilin papa ya buat makan siang" Kata Dewi sambil menurunkan Arka dari kursinya.

Arka segera pergi memanggil Rayhan. Bukannya Dewi tak ingin memanggil Rayhan dia hanya takut jika Rayhan masih marah padanya.

Tak berselang lama setelah Arka pergi memanggil Rayhan, Arka sudah kembali dengan berada di gendongan Rayhan. Tatapan Rayhan yang biasanya terasa hangat kali ini terasa begitu dingin bagi Dewi.

Rayhan duduk di kursi paling ujung setelah mendudukkan Arka di kursinya. Dari sana Rayhan terus saja memperhatikan Dewi yang sedang membuatkan kopi untuknya. Dewi yang merasa ditatap Rayhan begitu takut untuk balik menatap Rayhan hingga dia berusaha untuk menghindari kontak mata dengan Rayhan.

Dewi belum pernah merasa setakut ini sebelumnya. Padahal dulu dia pernah menghadapi preman yang mencoba merampas motornya saat ban nya bocor tapi dia tak merasa takut, tapi sekarang hanya ditatap Rayhan dengan dingin sudah membuat bulu kuduk nya merinding karena takut.

Setelah membuatkan kopi untuk Rayhan Dewi segera menaruhnya dihadapan Rayhan dan segera mengambilkan nasi dan juga lauk untuk Rayhan tanpa sepatah katapun. Rayhan juga hanya diam memperhatikan istrinya yang sekarang sedang mengambilkan makanan untuk Arka dan dirinya sendiri.

Suasana meja makan kali ini terasa begitu berbeda. Jika biasanya Rayhan akan memberikan gombalan kepada Dewi dan Dewi akan menanggapi dengan senyuman ataupun balas memberi gombalan kearah Rayhan dan Arka, anak itu akan ikut tertawa jika kedua orang tuanya tertawa.

Tapi sekarang yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan juga terkadang celotehan Arka yang menanyakan makanan yang dimasak Dewi secara berulang-ulang hingga membuat Dewi gemas.

"Ma ni?" Tanya Arka sambil menunjukkan bakso yang ada di garpu nya.

"Bakso sayang".

"Pa?".

"Bakso".

"Pa?".

"Bakso sayang. Udah ya tanyanya sekarang dimakan baksonya biar pipi Arka makin gembul" Kata Dewi sambil memegang pipi Arka.

"Aso" Arka mengangguk-anggukan kepalanya kemudian memakan bakso itu. Dewi terkekeh sambil mengelus kepala Arka.

Rayhan hanya memperhatikan istri dan anaknya dalam diam. Setelah menghabiskan makanan dan juga kopi nya Rayhan segera beranjak dari sana. Tanpa pamit ataupun berbicara sedikit pun Rayhan langsung pergi ke ruang kerjanya lagi.

Mama dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang