Rumah sakit

485 41 0
                                    

"mencintaimu ibarat awan yang berubah menjadi hujan Tanpa berharap pelangi di akhirnya".

(cr.tiktok)

*****

Sekarang Putra di rumah sakit yang berada tak jauh dari apartemen Dewi. Putra duduk dengan gelisah dan berdoa agar tidak terjadi apa-apa.

Tadi saat Putra pulang dia mencari Dewi dan mendapati Dewi sedang berada dikamar mandi.

Flashback

"Assalamu'alaikum" Putra membuka pintu apartemen Dewi.

"Dek kesini gih. Ini oppa udah beliin wedang tahunya" Putra menyiapkan makanan yang tadi dia beli dan dia sajikan di depan meja TV.

"Dek" Putra kembali memanggil Dewi karena tak ada jawaban dari adik nya itu.

Putra mencoba mencari ke kamar Dewi tapi nihil Dewi juga tidak ada. Saat ingin pergi dari kamar itu Putra mendengar seseorang yang sedang muntah didalam kamar mandi.

"Dek kamu dikamar mandi?" Putra berjalan mendekat kearah pintu kamar mandi.

Putra mengetuk pintu kamar mandi.

"Dek. Kamu di dalem?" Tanya Putra yang belum mendapat jawaban.

Sedangkan di dalam Dewi merasakan kepalanya pusing dan perutnya mual. Dia berusaha memuntahkan tapi yang keluar hanya cairan bening.

"Oppa" Dewi memangil Putra dengan suara yang cukup lemah. Putra yang berada diluar pintu kamar mandi langsung menjawab.

"Iya dek ini oppa. Kamu gak papa?" Tanya Putra dengan nada khawatir.

"Kepala Dewi pusing Oppa hoek" Belum sempat Dewi menyelesaikan kalimatnya rasa mual itu kembali lagi.

"Dek Oppa masuk ya" Tanpa menunggu jawaban dari Dewi Putra langsung masuk dan mendapati Dewi terduduk dilantai toilet dekat wastafel.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya" Putra langsung menghampiri dan mengendong Dewi.

Saat perjalanan menuju lift banyak orang yang memperhatikan Putra karena menggendong Dewi. Putra berusaha tetap tenang walaupun hatinya sangat khawatir dengan keadaan Dewi.

Dewi yang berada di gendongan Putra sudah pingsang saat baru keluar dari apartemennya. Wajah Dewi juga semakin pucat membuat Putra tambah khawatir.

Ting...

Pintu lift terbuka Putra segera berlari ke parkiran dan segera membawa Dewi ke rumah sakit terdekat.

Dan disini lah Putra sekarang diruang tunggu rumah sakit. Putra menggerak-gerakkan kakinya saking khawatirnya dan terkadang dia juga berdiri lalu kembali duduk dan begitu saja terus hingga membuat bapak-bapak yang duduk di sampingnya heran.

"Istrinya hamil ya mas?" Tanya bapak-bapak yang berada di samping Putra yang membuat Putra berhenti melakukan kegiatan yang kurang berfaedah.

"Istri?" Tanya Putra yang bingung dengan maksud perkataan bapak-bapak di sampingnya.

"Iya. Istri mas". Kata bapak-bapak tadi.

"Saya belum punya istri pak. Dan hamil bapak tahu dari mana?".

"Lah mas gak lihat itu tulisannya. Ini kan buat cek up ibu hamil" Kata bapak-bapak tadi yang membuat Putra langsung melihat ke arah papan nama yang ada di atas pintu ruangan.

Belum sempat hilang keterkejutan Putra bapak-bapak tadi kembali berbicara yang membuat Putra kesal.

"Apa jangan-jangan mas ngehamilin anak orang sebelum nikah?" Tanya bapak-bapak tadi yang terdengar seperti mengejek.

"Bapak kalau ngomong jangan kurang ajar ya!" Kata Putra yang tersulut emosi. Dewi belum sadarkan diri dan sekarang ada bapak-bapak yang mulutnya kayak mulut ibu-ibu komplek pas lagi ngerumpi didepan gang.

"Lah nyatanya tadi pas saya tanya mas istrinya apa bukan mas jawab enggak. Terus sekarang mas lagi nungguin siapa. Kalau bukan nungguin pacar mas" Kata bapak-bapak tadi dengan entengnya.

Saat Putra ingin membuka mulut ingin membalas perkataan bapak-bapak tadi seorang suster keluar dari ruangan di mana adiknya di periksa.

"Gimana keadaan adik saya sus?" Tanya Putra yang langsung berdiri saat suster tadi berdiri dihadapannya.

"Bapak langsung masuk aja. Dokter udah nunggu di dalam" Kata suster tadi lalu pergi.

Putra segera masuk kedalam tapi sebelumnya dia berbicara dengan bapak-bapak tadi terlebih dahulu.

"Yang harus bapak tahu yang ada di dalam itu adalah adik saya dan ya saya gak punya yang namanya pacar apalagi sampai menghamilinya" Kata Putra kemudian segera berlalu pergi masuk kedalam ruangan.

Tok tok tok

Putra mengetuk pintu ruangan yang bewarna putih itu terlebih dahulu setelah di persilahkan masuk Putra baru masuk kedalam.

"Assalamu'alaikum dok" Salam Putra saat sudah berdiri dihadapan dokter yang menangani Putra.

"Wa'alaikumussalam pak. Silahkan duduk" Kata dokter Risa mempersilakan Putra duduk.

"Sebelumnya apa bapak tahu kenapa istri bapak di bawa kesini dari UGD?" Tanya dokter Risa dan spontan Putra menggeleng.

"Saya gak tahu dok".

"Gini pak. Sebelumnya saya mengucapkan selamat karena istri bapak sedang mengandung"kata Dokter Risa.

"Yang bener dok adik saya hamil?" Tanya Putra yang tak percaya dengan pendengarannya.

"Iya Pak. Tapi tadi bapak bilang adik. Apa ibu Dewi itu adik bapak bukan istri bapak?" Tanya dokter yang heran.

"Iya dok. Dia itu adik saya. Alhamdulillah kalau adik saya hamil" Putra tak bisa memungkiri bahwa dia sangat bahagia. Kalau Dewi hamil otomatis Putra akan memiliki keponakan lagi. Ah Putra rasanya tak sabar menunggu ponakannya lahir.

"Saya kira tadi bapak suami ibu Dewi. Maaf ya pak" Kata dokter Risa yang merasa tak enak hati.

"Gak papa dok. Udah sering kok hehe. Oh ya dok kapan adik saya boleh pulang?" Tanya Putra.

"Nah gini pak. Ibu Dewi tidak bisa langsung pulang".

"Lho kenapa dok?".

"Karena ini masih trimester pertama kehamilan bagi bu Dewi dan sepertinya bu Dewi sedang stress maka saya sarankan agar bu Dewi beberapa hari ini dirawat disini terlebih dahulu. Agar hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi" Saran dokter Risa.

"Kalau gitu saya ikut saran dokter aja. Apapun yang terbaik untuk adik saya"kata Putra dengan bijak yang tak ingin terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

"Kalau begitu silahkan bapak urus administrasi nya, setelah itu kami akan memindahkan bu Dewi ke ruang inap" Kata Dokter Risa.

"Boleh saya temui adik saya dulu dok?" Tanya Putra yang khawatir dengan keadaan Dewi.

"Tentu pak silahkan" Kata dokter Risa mempersilakan Putra masuk.

Putra segera pergi ke tempat dimana Dewi berbaring. Terlihat tangan kirinya terpasang infus dan bibir Dewi begitu pucat.

Putra sedih melihat keadaan Dewi seperti ini tapi dia juga bahagia karena Dewi sedang mengandung buah cintanya dengan Rayhan.

Putra berjalan perlahan kearah Dewi, saat sudah berada di samping Dewi Putra memegang tangan kanan Dewi yang tak terpasang infus dan mengecup kening Dewi singkat.

"Cepet sehat ya dek. Oppa gak suka lihat adik kesayangan Oppa sakit. Dan Hai ponakan om sampai ketemu nanti ya" Kata Putra yang berbicara sambil melihat kearah perut rata Dewi.

Setelahnya Putra segera pergi untuk mengurus administrasi.

*****
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 😄
Hehe maaf ya baru up soalnya sibuk PKL hehe😂.
Maaf ya kalau ceritanya makin gaje.

Mama dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang