Happy Reading💕
______________________________________
Zura, gadis savage itu duduk di bangku pinggir jalan sembari meneguk coca-cola. Ia menatap kendaraan berlalu lalang, nampak padat dan berisik namun tak mengganggunya. Sebab pikirannya telah terganggu oleh kata-kata menyakitkan dari Asher.
"Ntar malam gue tidur dimana, anjing!"
Zura mengacak rambutnya kasar. "Masa gue tidur di depan tokonya orang."
Zura mengambil dompetnya dari dalam saku celana lalu membuka isi dompetnya. "Sisa 20 puluh ribu, anjing banget!"
"Anak-anak SMA udah pada pulang," ucapnya saat melihat beberapa anak remaja berseragam SMA melewatinya.
Zura mengusap wajahnya kasar. Ia bingung akan nasibnya sebentar malam.
Tidur dimana?
Uangnya apa cukup sampai malam nanti?
Pasti badannya bakal menggigil karena angin malam? Sebab ia tak memakai jaket.
Masalah preman atau sejenisnya Zura tak takut, ia bisa mengatasi hal itu.
Zura kembali meneguk minumannya. Ia tiba-tiba tersedak saat ada tiga motor terparkir di depannya.
"Zura."
Zura menatap heran pada laki-laki itu. Lalu kenapa mereka bisa ada disini?
Laki-laki yang memanggilnya, turun dari motor sportnya.
"Lo ngapain disini? Mana gak sekolah lagi," sungut Gama dan duduk disebelah Zura.
Zura berdecak. "Bukan urusan lo?!" kesalnya. Ya kali dirinya harus menjawab pertanyaan Gama, kalau ia menjalankan sebuah misi dan berujung diusir dari markas yang ditempatinya.
"Galak banget," sahut Raven yang juga duduk disebelahnya. Sementara Chander duduk di motornya yang terparkir di depan Zura.
Ketiga laki-laki tampan itu masih mengenakan seragam sekolah.
"Gak seru banget pas lo gak masuk," kata Gama jujur. Saat disekolah, kedatangan Zura lah yang paling dinantikannya. Namun gadis itu tak kunjung masuk. Ah, Gama merasa bosan sepanjang bersekolah tadi karena tak ada Zura.
"Kenapa mata lo merah?" tanya Chander saat sadar jika mata Zura merah."Lo habis nangis?"
Gama menangkup pipi Zura agar menghadap kearahnya. Ia menatap mata Zura yang terlihat merah, seolah-olah gadis itu habis menangis. "Kenapa bisa nangis?" tanyanya.
Tatapan Gama tiba-tiba saja menjalar ke setiap inci wajah Zura.
Cantik. Itu yang berada di benak Gama.
Zura menepis tangan Gama yang menangkup kedua pipinya. "Gak, gue tadi kelilipan debu," bohongnya.
"Gak usah bohong lo," kata Raven.
"Sok tau lo," balas Zura.
"Kalo masih kelilipan, sini gue tiupin," kata Gama yang kembali menangkup kedua pipi Zura. Wajahnya mendekati wajah cantik Zura.
"Apaan sih." Zura mendorong kasar wajah Gama, hingga laki-laki itu terjungkal ke belakang.
Chander dan Raven menahan tawanya.
Gama mendengus kasar. Padahal niatnya baik, tapi malah didorong. Sungguh nasib jadi orang baik.
"Jahat banget," kesal Gama dan kembali duduk disebelah Zura. Ia menatap kaleng coca-cola yang berada di genggaman Zura lalu merampasnya dan meneguknya hingga tak tersisa. "Seger." Lalu membuang kaleng itu ke tempat sampah yang berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Teen FictionAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...