21-Keputusan

39.8K 4.9K 173
                                    

Happy Reading💕

______________________________________

Zura mengendarai motornya bak orang kesetanan di tengah keramaian kendaraan yang berlalu lalang di malam hari.

Kepala gadis itu seakan ingin pecah karena beban yang selalu bertambah. Masalah demi masalah selalu datang menghampirinya.

"Fucking shit!" Zura rem mendadak saat hampir menabrak mobil di depannya.

"BISA BAWA MOTOR GAK?!" teriak seorang pengendara sepeda motor yang melintas melewatinya dengan nada tinggi dan ketus.

Zura hanya berdecak kesal menanggapinya. Ia kembali menjalankan kendaraan roda duanya dengan ugal-ugalan. Tak peduli akan keselamatannya.

Hingga beberapa menit kendaraan itu berhenti di sebuah kios kecil pinggir jalan. Zura memarkirkan motornya dekat kios tersebut. Ia melangkah menuju tempat jualan itu untuk membeli minuman favoritnya dan sebungkus rokok beserta korek api.

Setelah membayarnya, Zura duduk di bangku panjang yang tersedia di depan kios.

Membuka penutup kaleng coca-cola lalu meneguknya kasar sampai tak tersisa dan melemparnya ke sembarang arah. Kemudian menyalakan rokoknya dan menghisapnya. Ya, benda nikotin itu telah menjadi teman Zura untuk melampiaskan bebannya.

Pikiran Zura kembali terbayang akan perkataan Rhigo di markas THUNDEROUS yang membuat emosinya memuncak.

Flashback on

Zura menatap nyalang pada Rhigo yang hanya menatapnya santai.

"Lo emang sialan!" Zura mengumpat keras. Ia mengikis jarak antara dirinya dan Rhigo. "Gue gak nyangka, laki-laki pebisnis kayak lo tenyata banci!"

"Kau---"

"GUE BELUM SELESAI BICARA, ANJING!" Zura berteriak tepat di hadapan Rhigo. Menunjuk penuh emosi wajah angkuh itu. "Cara main lo banci, gue bilang banci! Taunya main ngancam. Gilak, murah banget cara main lo. Sampe mau ngajak konco sesama bisnis lo untuk hancurin THUNDEROUS, gak asik anjing!" Zura terkekeh mengejek.

Amarah Rhigo seketika membludak saat mendengar perkataan meremehkan dari gadis lancang itu. Rhigo berusaha menahan tangannya yang gatal karena ingin memukul wajah yang menatapnya berani.

Fuck!

Baru kali ini Rhigo dihadapkan dengan sosok perempuan lancang.

"Bisa kau jaga perkataan mu?!" Rhigo mendesis berang. Dalam hati ingin sekali membalasnya dengan perkataan kasar yang bertubi-tubi.

Zura menggeleng sembari terkekeh kecil. "Untuk orang kek lo, sorry gak bisa." Dengan beraninya Zura menepuk dua kali pundak keras itu. "Lebih baik lo pulang brader, urus bisnis lo. Gak usah buang-buang waktu untuk jadiin gue bodyguard. Lo tuh kaya raya sialan, jangan cosplay jadi orang susah, yang maksa gue buat jadi bodyguard sekaligus asisten lo."

Asher tersenyum miring mendengar perkataan tajam dari Zura. Bagus sekali Zura.

Berbeda dengan Rhigo. Pria berdarah Italia itu mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Berani sekali kau memancing emosi ku!"

"Yang bilang gue mancing ikan lele siapa, brader?" Zura menyeringai melihat wajah Rhigo yang semakin memerah, pertanda pria itu tengah menahan emosi. "Muka lo merah, pengen pup?"

Azzura Revenge (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang