13-Cafe

47.5K 5.9K 181
                                    

Hmmm akhir-akhir ini gue udah gak crazy up lagi ya? Biasanya kan 3-5 kali sehari, tapi sekarang udah 1 kali sehari. Itu karena Anxiety Disorder gue lagi kambuh, brader.

Happy Reading💕

______________________________________

"Zura."

Sang pemilik nama menoleh kebelakang, terdapat 5 laki-laki tampan menunjukkan ekspresi berbeda-beda.

Vander, laki-laki yang memanggil Zura itu tersenyum sumringah. Ia dengan akrabnya merangkul pundak Zura. "Zura, pulang sekolah lo ada kesibukan gak?" tanyanya.

"Emangnya kenapa?" tanya Zura balik.

"Gue mau ajak lo nongkrong di cafe langganan gue," jawab Vander.

"Kenapa ajak gue? Kan ada teman-teman lo noh." Zura mengendikkan dagunya kearah empat laki-laki tampan yang memperhatikan interaksinya bersama Vander.

Vander berdecak kecil. "Ya tapi tambahin lo pasti lebih seru, ntar kita ngerap lagi." Laki-laki itu menaik turunkan alisnya, tengil.

"Ngerap mulu," ledek Zura.

"Ye, namanya juga kegemaran gue," balas Vander sewot.

Zura tak sengaja menatap Vilas yang juga menatapnya dengan tatapan datar. Gadis itu mengernyitkan keningnya. Lalu dengan usilnya ia menjulurkan lidahnya mengejek Vilas.

Zahir yang melihat temannya diledeki terkekeh kecil.

Vilas memutar bola matanya malas. "Gila," cibirnya pelan.

"Gue masih bisa dengar ya, brader," sahut Zura.

Vilas berdecak kasar. "Caper," singkatnya mengejek.

"Datar," balas Zura tak mau kalah.

Tatapan tajam Vilas menghunus netra Zura. "Gak usah cari masalah sama gue, bangsat." Emosi Vilas langsung mendidih karena terlalu kesal dengan keberanian Zura.

Zura tersenyum manis yang justru terlihat menjengkelkan di mata Vilas. "Ba tudu bi...BABI!"

Regie malah tertawa mendengar makian Zura. Ah makin suka sama cewek ini.

Vilas mengepalkan tangannya, namun ada Zahir yang menenangkannya. "Zura cuma bercanda, lo nya aja yang kebawa emosi."

Vilas mendelik tajam kearah Zahir.

Zura tersenyum kemenangan dan itu membuat Vilas kesal setengah mati.

"Zura, lo ikut aja ngumpul sama kita." Regie mengalihkan pembicaraan ke topik awal.

Mereka berbicara di tangga sekolah menuju lantai dua. Hingga semua arah mata para murid yang berlalu lalang disekitar situ, menatap pada Zura. Satu-satunya perempuan yang bisa dekat dengan kelima...ralat kedua penguasa SMA BHARATIYA.

Vander dan Regie.

Sementara Zahir masih sedikit ada rasa canggung, lebih tepatnya pada Zahir.

Vilas dan Ram, keduanya tidak tertarik untuk dekat dengan Zura. Ya, mungkin bukan 'tidak' tetapi 'belum'. Siapa tau saja kedepannya Ram dan Vilas bisa dekat dengan Zura. Hal itu bisa saja terjadi.

"Nanti gue yang traktir," sambung Regie sembari tersenyum menggoda.

Zura memicingkan matanya. "Dasar buaya, emang gue cewek apaan disogok gitu," ucapnya. "Yaudah karena lo maksa, gue ikut deh, traktir gue yang banyak ya."

Zura melangkah pergi menuju kelasnya meninggalkan Regie dan Vander yang melongo mendengar perkataan Zura tadi.

Pikirnya gadis itu akan menolak saat mendengar kalimat awalnya. Tetapi selanjutnya malah menyetujuinya, bahkan makin melunjak.

Azzura Revenge (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang