Play🎵 : Semua Tentang Kita - Peterpan.
Gue harap kalian baca part ini sambil dengerin lagu yang menurut kalian sedih. Kalo gue dengerin lagu Peterpan - semua tentang kita, sambil ngetik nih cerita.
Jangan lupa untuk share cerita Azzura Revenge ke teman-teman kalian dan sosmed ya 💓
Fyuhhhh, yuk bisa yuk sama part ini tetap smile☺️
Kalian sih kebanyakan bengek, nah kan jadi nyesek. Emang yang berlebihan itu kagak baek☺️
Happy Reading💕
______________________________________
Telah ada 1 bulan lebih Chander terbaring lemah di brankar rumah sakit. Kondisi laki-laki itu kian hari semakin menurun. Wajah yang semakin memucat, tubuh yang terlihat kurus dari sebelumnya dan rambutnya yang semakin rontok.
Kondisi Chander tentunya mempengaruhi ketiga sahabatnya. Tak ada lagi semangat, tak ada lagi tawaan dan candaan, itu semua seolah sirna.
"Boleh lo yang motong rambut gue, Ra?" pinta Chander menatap lemah pada Zura.
Zura mengangguk lirih. Bibirnya yang bergetar memaksakan senyumannya. "Boleh." Ia berdiri dari sofa panjang yang tersedia di dalam ruangan, melangkah meraih gunting yang dipastikan steril diatas nakas. Kemudian mendekati brankar Chander.
Gama membantu Chander untuk duduk di sandaran brankar-nya.
"Udah siap?" tanya Zura dengan suara bergetar.
Chander tersenyum tipis. "Udah, Ra."
Sungguh, ini sangat menyesakkan bagi ketiga sahabat Chander. Mereka tak sanggup dalam situasi seperti ini, dimana melihat Chander yang melemah.
Zura tersenyum tipis, berusaha menetralkan dirinya. Tangan bergetarnya yang memegangi gunting mulai memotong rambut Chander sedikit demi sedikit. Hal itu tentunya membuat Gama dan Raven merasakan sesak pada dada mereka.
Zura menghentikan gerakan tangannya. Ia mendongakkan kepalanya, agar air matanya tak luruh. Kemudian melanjutkan memotong rambut Chander. Tetapi baru beberapa potongan, gadis itu kembali menghentikannya. "G-gue...gue gak kuat, Chan." Detik itu juga air mata membasahi pipinya. "Maaf....maaf...gue gak kuat." Ia membalikkan tubuhnya, menangis tertahan dengan pundak yang bergetar.
Chander menatap penuh kesedihan punggung gadis itu. Hatinya sakit seakan ada tangan tak kasat mata yang meremasnya. "Gak papa, Ra," lirihnya.
Raven mengambil gunting yang berada di genggaman Zura, menggantikannya untuk mencukur rambut Chander. "Biar gue yang gantiin."
Raven mulai memotong rambut Chander, mati-matian dirinya menahan rasa sesak yang melanda dadanya, jantungnya berdenyut nyeri, hatinya sakit seakan ada serpihan beling yang hinggap disana. Pandangan Raven mulai memburam karena matanya yang berkaca-kaca. Sementara Chander menatap rambutnya yang mulai berjatuhan, ia tersenyum getir berusaha untuk terlihat tetap tegar.
Hingga akhirnya semua rambut Chander telah terpotong habis, memperlihatkan permukaan kulit kepala laki-laki itu. "Udah, Chan." Raven meletakkan gunting tersebut pada tempatnya.
Chander mengangguk lemah. "Makasih." Tangannya naik secara perlahan, meraba-raba kepalanya yang kini tak lagi tertutupi oleh rambut.
"Lo tetap ganteng, tetap...tetap aselole wayayewayaye." Gama terkekeh lirih berbanding terbalik dengan perasaannya yang berkecamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Teen FictionAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...