Happy Reading💕
______________________________________
Dor!
"ZURA!!!"
Zura merampas pistol yang dipegang Rhigo lalu menyembunyikannya ke belakang tubuhnya. "Lo hampir kena masalah," ucapnya saat melihat polisi melangkah kearah mereka.
Suara tembakan tersebut berasal dari pistol seorang polisi. Pria yang bekerja sebagai petugas keamanan itu mengira jika terjadi keributan yang besar, sehingga dirinya tergesa-gesa melepaskan tembakan ke udara. Namun dirinya hanya melihat dua pria dan seorang gadis.
Zura dan Asher menampakkan senyum tipis pada kedua polisi yang mereka kenali.
"Saya dengar ada keributan?" tanya seorang polisi menatap Asher lalu bergantian ke Zura.
"Mabuk," sahut Zura berbohong, namun tetap bersikap tenang. "Tuan Rhigo mabuk. Terus Asher gak sengaja nabrak dia." Zura menatap Rhigo yang tengah menatapnya tajam. Sementara Asher hanya diam, tak ada niatan untuk membuka suara.
"Bukan masalah besar, brader, gak ada yang perlu dikhawatirin," tuturnya lagi, masih menyembunyikan pistol di belakang punggungnya.
Para kepolisian telah mengetahui bahwa Zura kini menjadi bawahan Rhigo karena Asher yang menjelaskan kepada mereka.
Sang polisi mengangguk, langsung percaya atas penuturan Zura. "Kau, Asher, ikut saya. Ada yang ingin saya bicarakan denganmu." Polisi itu langsung meninggalkan tempat tersebut.
Asher menyeka darah yang berada di sudut bibirnya. Ia melayangkan tatapan membunuhnya pada Rhigo. "Urusan kita belum selesai, pak tua." Ia menyempatkan menatap Zura kemudian melangkah pergi.
"Jika saja polisi sialan itu tidak datang, mungkin pria itu sudah mati ditangan ku," desis Rhigo tajam.
Zura menatap punggung Asher yang kian menjauh dengan tatapan yang sulit diartikan. "Padahal sedikit lagi," gumamnya.
Sikap Asher yang mulai baik dan lembut padanya, masih belum mampu menyembuhkan goresan luka dihatinya. Mungkin jika tadi polisi itu tidak datang, Zura akan membiarkan Rhigo menembak Asher. Namun saat melihat kehadiran polisi dan mendengar bunyi tembakan, Zura dengan sigap merampas pistol yang berada ditangan Rhigo.
Baik Zura dan Asher, keduanya terlibat kesalahpahaman.
Zura membenci Asher. Karena mengira pria itu tak menyukai kehadirannya sebagai inti THUNDEROUS.
Asher yang menderita penyakit BPD, tak tau jika Zura begitu membencinya.
Zura tak pernah menunjukkan secara terang-terangan rasa bencinya pada Asher, sehingga pria itu menganggap jika Zura hanya sekedar terluka pada sikap kasarnya, tidak sampai membencinya.
__________________________
"Sakit, Zura!" tegur Rhigo kala Zura yang mengobati luka di pahanya menekan luka itu keras, membuat dirinya meringis kesakitan. "Kau membuat lukanya semakin parah!" sentaknya tajam.
"Biar lo pincang. Ntar kalo lo pincang, lo pake kursi roda, terus gue dorong dari tangga, lo jatuh, masuk rumah sakit eh amnesia." Zura memberenggut kesal saat mengingat kejadian di pesta tadi, dimana Rhigo memaksanya berdansa dan mencium pipinya. "Langsung kisah lo diangkat jadi kisah nyata di Indosiar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Teen FictionAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...