Happy Reading💕______________________________________
"Gue berasa kek orang-orang penting yang ikut pertemuan," kata Gama sembari menatap sekelilingnya.
"Jangan udik, njir," sahut Raven berbisik. Pasalnya, semua orang tengah menampilkan mimik wajah serius, kecuali dirinya dan Gama, bahkan Gama terkadang senyum-senyum saat ada polisi yang menatap kearahnya.
"Udik? Kakaknya Udin?" tanya Gama bercanda.
"Diam woy," tegur Chander pelan. Situasi sedang tegang-tegangnya, kedua sahabatnya itu malah bercanda.
"GUE GAK BUNUH LAVI!" teriak Regie saat Mama dari mendiang Lavi menyebutnya pembunuh.
Mamanya Lavi menyeka air matanya. "Tapi karena kamu, anak saya bunuh diri, itu sama saja kamu pembunuh, dasar pembunuh, pembunuh!!" Mamanya Lavi kembali terisak dan didekap oleh suaminya.
"BERHENTI BILANG GUE PEMBUNUH!! ANAKNYA IBU YANG TERLALU NAIF---"
"LO YANG SOPAN REGIE!!!" Vilas berteriak.
"SOPAN APAAN, KALO GUE DITUDUH BUNUH ANAKNYA," balas Regie tak terima. Ia bersama seorang pengacaranya yang duduk disampingnya, sedangkan kedua orang tua Regie tak dapat hadir dalam pertemuan karena berada di luar negeri untuk mengurus bisnis. Jadi orang tuanya memutuskan untuk menyewa pengacara dalam membantu anaknya.
Dari pihak Lavi sebenarnya memiliki seorang pengacara, namun sampai sekarang pengacaranya itu belum tiba dalam pertemuan.
Dan hal itu, dikarenakan adanya campur tangan dari pihak Regie. Ayah dari Regie telah mengatur semuanya, sehingga anaknya nantinya dapat memenangkan kasus ini.
"Tapi kamu yang hamilin putri saya!" tukas Ayahnya Lavi tajam. Menahan dadanya yang bergemuruh hebat, karena emosi dan kesedihan. Ia merasa gagal sebagai seorang Ayah, karena terlalu sibuk mengurus bisnis, sehingga putrinya terjerumus ke hal-hal negatif dan berakhir tragis.
"Iya gue yang hamilin, tapi bukan gue yang bunuh." Regie terus membela dirinya, ia tak salah, bukan dirinya lah yang membunuh Lavi. Itu salah Lavi sendiri, karena dengan bodohnya mengakhiri hidupnya sendiri, pikir Regie.
"GAMPANG BANGET LO NGOMONG KEK GITU REGIE! OTAK LO DIMANA ANJING," teriak Ram sarkas, tak peduli dirinya sedang berada di ruang pertemuan yang dihadiri beberapa polisi.
"LO DIAM!! GAK USAH SOK TAU LO, RAM!!!" balas Regie tak kalah sarkas.
Ram berdiri dari duduknya. "ANJING LO!!"
"LO YANG ANJING!!"
Ram mengepalkan tangannya, ia melangkah kearah Regie dan menarik kerah bajunya. Regie tak mau kalah, ia melayangkan pukulan ke rahang Ram.
Bugh!
"Bangsat!" Ram memegangi rahangnya, ingin membalas namun ada dua polisi yang melerai keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Roman pour AdolescentsAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...