Happy Reading💕
______________________________________
Tok tok
Zura mengetuk pintu kamar Asher. Tangan kanannya memegangi secangkir kopi buatannya untuk pria itu.
"Masuk," perintah Asher dari dalam kamar.
Zura membuka pintu kamar tersebut. Dilihatnya Asher duduk bersender di kepala ranjang. Ia berjalan menuju nakas untuk menaruh kopi buatannya. Tatapan Asher tak pernah pindah dari Zura. Sampai akhirnya Zura beralih menatapnya, barulah Asher mengalihkan pandangannya.
"Aku belum menyuruhmu pergi." Suara dingin Asher menghentikan langkah Zura yang ingin keluar dari kamarnya.
"Pijat kepala ku." Asher menyesap kopinya. Kopi Buatan Zura sudah menjadi candunya.
Anjing, kucing, kambing. Zura menjerit dalam hati.
Miris sekali nasibmu wahai Zura.
Gadis itu menghela nafasnya pasrah. Ia mendekati Asher, duduk di tepi ranjang, sementara Asher lesehan di lantai.
Zura memegangi kepala Asher, memijatnya pelan. Asher memejamkan matanya, menikmati pijatan Zura di kepalanya. Rasa penat yang melandanya seakan mereda.
Tangan Zura sudah merasakan lelah, namun Asher masih saja betah untuk dipijat.
"Masih belum ya?" tanya Zura dengan nada memelas.
Asher tak menjawab. Pijatan Zura sangat menenangkan, rasanya Asher ingin menyuruh Zura memijatnya sampai pagi.
"Tangan gue udah capek." Keluhan Zura tak berhasil meluluhkan hati dingin Asher.
"Jangan banyak bicara," ketus Asher dengan mata yang terpejam.
Seandainya bisa, Zura sudah menghantam kepala Asher. Tapi apalah daya, ia hanya seseorang yang mempunyai hutang budi pada pria ini. Lebih tepatnya ketiga pria inti THUNDEROUS.
Sudah 1 jam lebih Zura memijat kepala Asher, sampai tangannya terasa pegal.
"Kau boleh pergi," titah Asher. Ia meminum kopinya hingga tandas. Kemudian menuju meja kerjanya.
Wow, tidak ada rasa terimakasihnya.
Zura berusaha menahan emosinya. Ia berdiri dari ranjang, mengambil cangkir kosong dan melangkah pergi dari kamar Asher.
Selepas kepergian Zura, pria dingin itu menatap kearah pintu yang telah tertutup. Bibirnya tersungging membentuk senyuman tipis.
"Terima kasih."
____________________________
"Honey," panggil Kaizo pada Zura yang duduk di sofa ruang tengah.
"Hm." Zura hanya berdehem menanggapi panggilan Kaizo. Ia memijat bergantian tangannya sendiri, karena terasa pegal memijat Asher selama satu jam lebih.
"Makan sate enak nih," ucapnya sembari menaik turunkan alisnya.
Zura tersenyum. "Gas lah." Ia berdiri dari duduknya.
Kaizo merangkul pundak Zura. Keduanya menuju garasi lalu menaiki motor masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Fiksi RemajaAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...