12-Belum berubah

52.1K 5.9K 269
                                    

Yo...Yo...put your hand's up... put your hand's up....

Siang malam ku selalu
Menatap layar terpaku
Untuk online...online
online... online

Jari dan keyboard beradu
Pasang earphone dengar lagu
Aku online... online
Online... online

Happy Reading💕

______________________________________

Zura menatap kasihan pada gadis SMP yang berpenampilan nerd sedang di tindas oleh tiga perempuan yang juga berseragam sama. Itu mengingatkannya pada dirinya dulu.

Zura turun dari motornya. Ia melangkah mendekati keempat siswi SMP itu.

"Wih ada jagoan nih," ejek Zura.

Keempat siswi itu mengalihkan atensinya pada Zura. Terlihat tiga siswi yang melakukan perundungan menatap Zura dari atas sampai bawah.

Anak SMA ternyata.

"Kece banget ya, main bully bully-an." Zura terkekeh meremehkan.

"Ngejek lo?" tanya perundung pertama.

"Ngelawak, brader," balas Zura sembari menepuk puncak kepala gadis itu.

Gadis itu atau perundung pertama menepis kasar tangan Zura.

"Wow, ganas." Zura tertawa lalu beralih menatap gadis nerd. Netra mereka bertubrukan, Zura menyempatkan tersenyum hangat pada gadis itu yang juga dibalas senyuman olehnya.

"Mending lo bertiga pulang, gak baek main penindasan seperti ini. Karena buat luka terdalam untuk para korbannya," tutur Zura tersirat pelampiasan akan perasaannya yang juga sama sakitnya saat mengalami pembullyan.

"Halah bacot." Terdengar suara menjengkelkan dari gadis perundung kedua. Ia bersedekap dada, menampilkan raut angkuhnya.

Zura melihat dari penampilan gadis itu yang sepertinya dari keluarga kaya raya. Dapat dilihat dari sepatu yang dikenakannya dan jam tangan mewah melingkar di pergelangan tangan gadis itu.

Zura tersenyum miring. Ini sama seperti kejadiannya dulu. Dirinya juga dirundung oleh para anak orang kaya.

Zura mendekati gadis itu, si perundung kedua. "Lo cantik banget." Zura tersenyum. Namun senyuman itu luntur tergantikan oleh raut mengintimidasi. "Tapi sayangnya lo itu goblok, karena suka ngebully."

Di dunia ini. Zura paling benci akan yang namanya pembullyan. Itu sangat merusak fisik dan batin.

"Lo gak bisa nampar gue." Zura menahan pergelangan tangan gadis itu saat akan menampar nya. Lalu menghempaskan tubuh gadis itu kasar.

Gadis itu meringis kesakitan sembari menangis memegangi lututnya yang berdarah.

Biasa masih bocah SMP.

"Dan lo berdua." Zura menunjuk perundung pertama dan ketiga yang tiba-tiba saja nyalinya menciut. "Berhenti jadi sok jagoan, gak usah sok-sokan ngebully orang lain. Karena gue gak pengen ada....." Zura terdiam.

Gue gak kepengen ada Zura kedua. Lanjutnya dalam hati.

Ya, Zura tidak ingin ada yang seperti dirinya. Membalas dendam dan membunuh.

Zura tau dirinya adalah iblis yang bertopeng malaikat.

Zura tau itu.

Zura telah dibutakan akan dendamnya. Karena terlalu banyak luka yang tertoreh dihatinya. Zura merasa lelah dan sakit diwaktu yang bersamaan. Hingga sisi iblisnya berhasil menguasai dirinya.

Azzura Revenge (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang