57- Maafin gue, Ra

28.6K 3.8K 1.2K
                                    

LULUH GUE LULUH SAMA KOMENAN POSITIF DARI KALIAN, HWAAAA. DUH HATI GUE LEMAH BANGET😭 GAK JADI TUNDA DEH UPNYA. PADAHAL ASLIAN GUE BADMOOD TAU, TAPI LULUH AMA KOMENAN KALEAN, HUHUHU.

Cast Zura sampai kapanpun gue gak akan ganti. Gue udah suka banget banget sama cast Zura (Go Yoon Jung) Begitupula cast lainnya di Azzura Revenge. Gue gak akan ganti. Karena udah nyaman sama cast mereka.

Untuk yang selalu support cerita Azzura Revenge maupun gue pribadi, gue ucapin makasih, makasih banyak. Big Thank's pokoknya untuk orang-orang baik seperti kalian. Ketikan "semangat" dari kalian punya pengaruh yang besar bagi penulis. Itu bikin mood menulis naik banget, padahal hanya kata simple seperti itu tapi punya impact yang besar💕

Jangan lupa share cerita Azzura Revenge ke teman-teman kalian dan sosmed kalian ya💕

Oke cukup sekian.

"Maafin gue, Ra."

Happy Reading💕

______________________________________

Flashback on.

"Mama selalu saja perhatian sama Chander, aku juga anak Mama."

"Gak gitu, Vander."

"Gak gitu apanya!"

Prang!

Vander melempar vas bunga ke lantai hingga pecah berserakan, sebagai bentuk pelampiasan kemarahannya.

Seorang wanita yang merupakan Mama dari Vander dan Chander tersentak kaget dengan lelehan air mata yang keluar membasahi pipinya.

"Lo apa-apaan, Vander?" Chander memeluk sang Mama, mengusap punggung wanita yang paling disayanginya. "Lo selalu saja bikin Mama menangis!"

Vander mengusap wajahnya kasar. "Itu karena lo!"

"Kenapa lo selalu salahin gue?"

Vander terkekeh sinis, seketika matanya menatap tajam pada Chander. "Karena Mama pilih kasih, Mama lebih sayang sama lo, apa-apa selalu lo yang diperhatikan. Bahkan hanya perihal makanan aja segitunya Mama perhatian sama lo, gue juga pengen ditanya sudah makan apa belum, bukan lo aja. Gue juga pengen ditanya gimana sekolahnya, bukan lo aja. Gue...gue juga pengen ditanya seperti itu," lirihnya lemah. Vander menunduk, tangannya terkepal kuat menahan dadanya yang bergemuruh hebat.

"Mama gak pernah pilih kasih, Vander. Mama sayang kalian berdua, rasa sayang Mama sama untuk kalian berdua." Sang Mama terisak, merasa sesak kala sang putra sulung menganggapnya pilih kasih.

"Tapi kenapa, Ma? Kenapa Mama selalu mementingkan Chander? Selalu Chander yang dinomorsatukan?" tanya Vander lemah. Sebenarnya tak tega melihat Mamanya menangis, tetapi ia sakit hati melihat perlakuan Mamanya yang menomorsatukan Chander.

"Bukannya Mama sudah bilang kalo Chander sakit," balas Wanita paruh baya itu lemah. "Adik kamu sakit, jadi Ma--"

"Aku juga pernah sakit, tapi Mama tetap peduliin Chander," sela Vander cepat. "Aku pernah demam, aku butuh Mama disampingku, tapi apa? Mama lebih pilih temani Chander jalan-jalan."

Dalam hal ini Vander belum mengetahui perihal penyakit Chander. Ia hanya tau jika adiknya itu sakit biasa dan mudah sembuh. Tetapi nyatanya Chander mengidap Leukemia. Awalnya Sang Mama ingin memberitahukan yang sebenarnya pada Vander, tetapi putranya itu selalu menghindar, tak ingin berbicara padanya, bahkan sering mendapatkan bentakan. Hingga akhirnya Chander mengatakan kepada sang Mama agar tak perlu memberitahukan penyakitnya pada Vander. Sampai akhirnya hubungan Vander dan Chander mulai merenggang, akibat salah paham. Vander mengira jika sang Mama lebih menyayangi Chander ketimbang dirinya.

Azzura Revenge (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang