YANG PART 50 NYA GAK ADA ATAU GAK BISA KEBUKA, KALIAN HAPUS DULU CERITA ZURA DARI PERPUS KALIAN, TERUS MASUKIN LAGI KE DALAM PERPUS, SEMOGA BISA BRADER ❤️ JANGAN LUPA RAMEIN DI PART 50, KARENA DIKIT BANGET KOMENNYA SAMA VOTE
JANGAN LUPA SHARE CERITA AZZURA REVENGE KE TEMAN-TEMAN KALIAN, MAUPUN SOSMED💃
Happy Reading💕
______________________________________
Zura menuju ruang rawat Asher. Membuka perlahan pintu tersebut, melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk.
Asher yang telah siuman melirik sedikit kearah pintu saat mendengar suara langkah kaki. "Zura," lirihnya pelan.
Mata memerah dan berkaca-kaca milik Zura menatap Asher yang terbaring lemah di atas brangkar. Gadis itu langsung bersimpuh ke lantai membuat Asher tersentak kecil.
"Zura, apa yang---"
"Maafin gue, Asher." Sebulir air mata meluruh dari pelupuknya. Gadis itu menundukkan kepalanya, menghapus air matanya kemudian menatap Asher.
Asher menatap bingung pada Zura. Kenapa gadis itu menangis dan meminta maaf?
"Kenapa meminta maaf?" tanya Asher lirih. "Berdiri Zura, jangan seperti itu."
Zura menggeleng. "Gue salah, Asher." Perkataannya semakin membuat Asher kebingungan. "Gue...gue sebenernya punya dendam sama lo."
Asher tertegun mendengar penuturan Zura. Pria itu langsung mencerna ucapan Zura. Asher tersenyum tipis. "Karena sifat kasar ku? Kau tidak perlu meminta maaf, aku yang salah."
"Gak, Asher. Lo gak tau, gue pengen balas dendam ke lo, gue pengen lo mati karena gue sakit hati sama perlakuan kasar lo." Zura menjeda, kembali menghapus air matanya. "G-gue udah tau yang sebenarnya, lo punya penyakit kan?"
Asher terhenyak. Ternyata gadis ini sudah tau mengenai penyakitnya. Pria itu mengangguk pelan. "Maaf, aku tidak memberitahukan yang sebenarnya," sesalnya begitu dalam.
"Kenapa gak kasi tau, Asher? Lo mau gue bunuh, terus gue hidup dalam penyesalan setelah tau kebenarannya." Zura terisak kecil. "Lo mau gue menderita, Asher?"
"Tidak, Zura. Tidak," jawab Asher cepat. "Aku berniat memberitahukan mu setelah kau tiba di markas. Maaf, Zura. Maaf."
"Lo gak benci gue, karena punya dendam sama lo?"
"Aku tidak akan pernah membenci mu." Asher menatap dalam bola mata indah itu. "Aku juga tidak pernah berniat untuk berbuat kasar padamu, tapi karena penyakit sialan ku, aku tidak bisa mengendalikannya. Aku minta maaf, aku sudah membuat mu sakit hati, aku tau kesalahan ku besar sehingga kau mempunyai dendam padaku. Itu pantas aku dapatkan, Zura. Aku sudah menorehkan luka di hatimu," tutur Asher sendu.
Zura menunduk, perasaannya berkecamuk mendengar penuturan Asher. Serasa hatinya disentil dan jantung yang berdenyut nyeri. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, menahan tangisannya. Ia menetralkan dirinya lalu kembali bersuara, "luka gue berasa udah hilang saat tau faktanya." Netra coklatnya menatap pria itu. "Asher, cowok yang dikendalikan penyakitnya hampir gue bunuh."
"Zura, berdiri, jangan seperti itu," kata Asher tidak tega melihat Zura yang bersimpuh di lantai. "Mendekatlah."
Zura berdiri, melangkah kearah Asher. Sementara pria itu tersenyum tipis. Tangannya terulur menghapus air mata Zura. "Mulai sekarang jangan pernah menangis," ucapnya, jempolnya mengusap lembut pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Teen FictionAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...