Bagian 33 // Datang dan pergi

57 9 0
                                    

Dan pada akhirnya, setiap manusia hanya perlu keberanian untuk menerima dan melewatinya, lalu sesekali, melawan. Hidup akan lebih berarti jika warna - warna itu tetap ada untuk menghiasinya, walau warna tergelap sekalipun.

Playlist : Dive into you - NCT DREAM

Jangan lupa vote dan coment.

💠:› 💠

Ramainya suara kendaraan dari parkiran membuat siswa dan siswi SMA Sabana yang sudah berkumpul di lapangan menegakan tubuh mereka. Para guru mulai berjalan dari arah panggung, siap menyambut tamu mereka yang sudah datang. Di saat para guru yang dengan ramah tamah dan senyum lebarnya menyambut rombongan SMA Cendrawasih ke lapangan, berbeda dengan murid mereka yang jelas menampilkan raut datar.

Ketegangan luar biasa terasa saat kedua geng tersebut saling bersitatap. Geng Otakata yang berada di sebrang kanan dan Renoir yang berada di bagian kiri. Tak ada senyuman di wajah kedua murid sekolah itu. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang terang-terangan menatap sinis dan tak suka.

Pak Asep guru olahraga kelas XII SMA Cendrawasih berjalan kaki tengah lapangan, di temani pak Amin selaku guru olahraga SMA Sabana.

"Wah!" pak Amin berseru kagum saat memutar tubuhnya melihat murid-murid yang sudah berkumpul di lapangan.

"Sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk memulai pertandinganya pak," imbuhnya terkekeh pelan berbicara di depan mic.

Pak Asep mengangguk setuju. "Benar sekali pak."

"Bagaimana kalau kita cek suara dulu? Apakah mereka siap untuk memulai pertandingan persahabatan ini atau tidak?"

"SMA SABANA MANA SUARA NYA?!" seru pak Amin menatap bagian kanan.

"HIDUP SABANA DAN OTAKATA!"

Balas mereka lantang dan kompak. Pertandingan belum di mulai tapi para penonton bahkan sudah tegang duluan.

"SMA CENDRAWASIH?!"

"PANTANG MUNDUR DAN TETAP BERSATU!"

Gemuruh SMA Cendrawasih yang di pimpin geng Renoir yang sangat lantang. Semangat untuk mengalahkan sekolah rival mereka sangat tergambar jelas di tatapan.

"Sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk memulai perlombaan ini pak," ujar pak Asep pada pak Amin.

"Benar pak," jawab pak Amin. "Maka dari itu kita mulai saja acara ini dengan pembukaan dari masing-masing tim cheerleaders!" imbuh nya.

Kedua guru tersebut berjalan ke panggung kecil, ke para guru yang sedari tadi menonton dengan duduk di barisan kursi yang ada di samping panggung.

Penampilan cheers pertama dari tim Sabana sebagai tuan rumah. Dengan mengenakan baju berwarna merah dan pompom berwarna hijau daun, mereka berbaris di tengah lapangan siap melakukan acara pembukaan.

Di sisi lain. Di barisan kiri, tepatnya di belakang tempat duduk geng Renoir.

"Santai Nin, ini kan bukan pertama kalinya lo tampil di depan banyak orang," ujar salah satu anggota cheers Cendrawasih yang tengah menenangkan Anin yang gugup.

Evanescent [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang