Salah itu wajar dan ngga sempurna itu normal. Memang apa yang pantas untuk di sesali sepanjang perjalanan? Waktu yang katanya berharga, terbuang sia-sia oleh pikiran kita yang tengah sibuk mencaci maki diri sendiri.
Wanbuuuu apa kabar ˃ᴗ˂
Semoga hal-hal baik selalu kalian jumpai setiap harinyaო̤̥ Selamat membaca jangan lupa vote dan comment yaaaaaaaa♡♡Playlist ⏸️ Ailee ~ Breaking Down.
💠:›💠
Sinar matahari yang sedikit terhalang oleh awan dan angin yang sejuk membuat orang-orang semakin nyaman berada di luar. Begitupun dengan geng Otakata. Sabtu sore, dimana baik SMA Cendrawasih ataupun SMA Sabana libur. Karena jadwal sekolah yang hanya lima hari. Anak-anak yang lain mulai sibuk mempersiapkan ujian akhir semester yang akan di mulai awal November, lusa nanti.
Yoga anak olimpiade, sekaligus calon ketua Otakata selanjutnya. Sudah di wanti-wanti oleh guru Sabana untuk lebih fokus belajar saja dari pada bergaul dengan Reynaldi. Maka, berperan sebagai anak yang mendengarkan nasehat dan juga rasa tanggung jawab, kini Yoga tengah duduk di atas motornya dengan buku pelajaran yang dia baca. Anggota Otakata yang lain saling bercanda gurau. Mereka tengah berada di lapangan belakang pasar Raja. Tempat dimana mereka akan bertemu Renoir, seperti yang Reynaldi perintah.
Berbeda dengan Yoga yang memimpin anggota Otakata untuk pertama kali. Sedangkan ketua Otakata sendiri tengah mengendarai motornya di jalanan perumahan dengan Arwan yang mengikuti di belakang. Kedua motor itu berhenti di depan gerbang putih yang terbuka, memudahkan keduanya untuk langsung masuk begitu saja ke halaman rumah.
Arwan berjalan turun mengikuti Reynaldi. Ketua Otakata itu mengetuk pintu dengan tempo cepat. Tidak berselang lama pintu bercat cream itu terbuka, memperlihatkan sosok yang tidak asing tengah membalas senyuman Reynaldi dengan tatapan tidak ramah.
Reynaldi melihat ke dalam rumah, dimana ada beberapa orang yang salah satunya penuh dengan lebam.
"Ngapain lo kesini?!"
Tawa Reynaldi pecah mendapati wajah Agam yang babak belur. Ben yang berada di ambang pintu dengan emosi menendang perut itu cukup keras.
Masi dengan sisa-sisa tawanya. Rey bangun dan menatap Agam dengan wajah puas.
"Ternyata benar lo di hajar habis-habisan oleh kakaknya Ola," ujar Rey yang membuat kedua tangan Agam terkepal kuat.
"Kenapa diam aja? Sakit, ya?" ledek Rey.
"Gue ngga bisa bayangin seberapa sakitnya tubuh lo sekarang," imbuhnya dengan nada sinis.
Agam berjalan maju dengan perlahan. Tidak terima di permalukan lawannya tapi, apa yang Reynaldi katakan memang benar. Tubuhnya sangat sakit. Windu membawa dia ke rumah Ben semalam. Walau yang dia dengar papanya tengah pergi keluar negeri lagi tapi, tetap saja dia tidak bisa pulang dengan keadaan seperti ini. Dan tidak mungkin pula baginya untuk di rawat inap di rumah sakit, yang mana papanya pasti akan tahu. Keputusan Windu sudah sangat tepat untuk membawanya ke sini.
Reynaldi menghela nafas panjang. Melihat anggota Renoir yang hanya ada Radit dan Rafael menandakan bahwa mereka juga sudah memperkirakan bahwa keadaan seperti ini akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [END]✓
Teen FictionDua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu. **** Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka. Ada hal-hal ya...