Bagian 5 // Rencana & Rahasia

142 17 1
                                        

Karena ada banyak hal yang sekeras apapun kamu perjuangkan pada akhirnya tetap tak bisa menjadi milikmu.

Jangan lupa vote dan coment 🍃

Bulan purnama bersinar terang di atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bulan purnama bersinar terang di atas sana. Banyak orang-orang berlalu lalang di jalanan, entah yang berjalan kaki atau naik motor dengan pasangan nya, serta pedagang kaki lima yang berjejer di sepanjang jalan. Malam minggu cerah seperti saat ini adalah dambaan bagi para sepasang kekasih.

Lo jomblo, dan lo sok-sokan keluar rumah menaiki motor sendirian di malam Minggu? Di sepanjang jalan yang lo lihat hanya pemandangan yang kebanyakan orang-orang berkencan? Hal itu adalah sebuah kesalahan dan menguji kesabaran hati.

Seperti Ben sekarang, ia mengendarai motor besar merahnya dengan batin yang tak henti-hentinya mempertanyakan kenapa status nya masi juga jomblo. Cowok dengan nama lengkap Ben Prasaja itu memiliki tubuh kekar, rambut poni miring yang kalau di kibaskan mampu membuat cewek-cewek terpesona, kulitnya kecoklatan akibat sering main layangan seharian waktu SMP.

Sebenarnya banyak yang menyukai nya, tetapi mencari yang benar-benar tulus mencintai dirinya itu sulit, bukan hanya menginginkan ke famous-an karena Ben anggota geng Renoir yang di kenal seantero sekolah.

Ben menghentikan motornya di depan gerbang yang menjulang tinggi itu. Ia menekan klakson beberapa kali sampai satpam yang menjaga rumah itu membukakan gerbang untuk nya masuk. Rumah besar berwarna gold dan bergaya ala Eropa itu memang sangat menarik perhatian, tetapi sungguh jika di suruh memilih tinggal di rumahnya yang sederhana atau rumah besar ini, Ben akan tetap memilih rumah sederhana nya, karena dirinya sangat tau apa yang di rasakan setiap harinya oleh orang yang tinggal di dalam sana.

Cowok dengan hoodie hitam dan celana jins yang robek di mana-mana itu berjalan kedalam tanpa perlu menekan bel lagi. Ia menaiki tangga dan membuka salah satu pintu.

"Orang tua lo belum pulang?" Tanya Ben pada cowok yang tengah berdiri di depan cermin dan mengoleskan sesuatu pada luka lebam nya.

Ben merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia terkekeh geli dengan mata yang masi tak lepas dari sosok di depan cermin.

"Pake krim lagi lo?" Tanyanya di sertai kekehan.

"Yakali gue berkeliaran di rumah dengan wajah lebam kaya gini," jawab Agam yang selesai menutupi luka lebam nya dengan krim.

"Lo kalau di luar aja sanggar banget tapi, kalau di rumah kaya apa? Coba aja kalau anak-anak tau," ujar Ben geleng-geleng kepala.

Agam tak menjawab, cowok itu menarik kedua kaki Ben sampai terjatuh dari atas kasur.

"Sakit nyet!" Umpat Ben memegangi punggung nya yang terasa nyeri.

"Lo temen gue apa bukan sih?" Tanya Agam yang menyalakan play station.

Evanescent [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang