Menjadi dewasa adalah merelakan keadaan bukan menyalahkan keadaan.
Playlist : Happiness - Super JuniorJangan lupa vote dan comment♥️
💠 :› 💠
Reynaldi duduk dengan tidak nyaman, sedari tadi tubuhnya terus bergerak tak bisa diam. Belum lagi suara bisingnya cafe yang sekarang mereka datangi dan lagu galau yang mangalun lembut di seluruh ruangan, membuatnya semakin tidak nyaman. Benar, seharusnya dia tidak membawa Ola kesini, lebih baik ke tanam atau tempat lainya yang bisa mengurangi kegugupamya.
"Kalau lo ngajak gue ketemu cuma untuk saling diam, lebih baik gue pulang."
"Ehhhhhhh!" ucap Rey panik. Ia berdiri mencekal lengan Ola yang benar-benar hendak pergi.
"Bentar aduh, gue gugup," ujar Rey jujur.
Ola memutar bola matanya kesal dan kembali duduk di hdapan ketua Otakata.
Rey semakin gugup saat mendapati cewek di depanya tengah mengamati dirinya dari atas sampai bawah.
"Kenapa sih? Ada yang aneh sama penampilan gue?" tanya Rey. Ia melihat seragam SMA Sabana yang masi dia kenan, berbeda dengan Ola yang memakai Hoodienya dan hanya menyisahkan rok kotak-kotak.
Memang baginya terlihat aneh berkeliaran di dalam mall dan masi memakai seragam, tapi kan tidak ada larangan juga di depan pintu masuk bahwa anak sekolah tidak di berkenankan masuk kedalam. Jadi menurutnya tidak ada yang aneh, kecuali hal yang tengah cewek di depanya pikirkan.
"Sebelumnya gue mau memastikan sesuatu," ujar Ola serius.
"Apa lo benar Aga?"
Rey mengangguk cepat.
"Apa lo benar-benar orang yang ada di masa lalu gue? Orang yang membuat gelang ini?" tanyanya beruntun sembari memperlihatkan gelang yang berada di tangan kanan nya.
Ketua Otakata itu tersenyum smrik.
"Memangnya siapa lagi yang tau tentang gelang itu selain gue dan lo?"
Ola bungkam tak tau harus membalas apa karena nyatanya memang hanya keduanya yang tau tentang gelang ini. Tapi... Perasaan ragu mendatanginya. Bukankah ini kebetulan yang luar biasa? Teman masa laluku ternyata ketua geng dari musuh sekokahku. Lihat, hal tersebut bahkan bisa menjadi judul tv jika memang benar-benar terjadi. Dan, hal lain yang membuat dirinya ragu sekaligus takut adalah, apa dengan kembalinya lagi teman kecilnya mampu membuat hidupnya berubah? Atau masalah lain akan semakin berdatangan dan membuat luka baru? Ola merasa dilema.
"Lo terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi dan itu sangat membuat waktu."
Ola tersadar dari lamunanya. Ia menatap mata Rey dalam. "Jadi lo beneran Aga?"
"Mungkin," jawabnya mengedihkan kedua bahunya. Hal tersebut semakin membuat dahi Ola mengernyit dalam."Ko lo meragukan sih."
Rey menghela pelan. "Sebelumnya gue minta maaf," ujarnya sendu.
"kenapa?"
"Gue ngga terlalu ingat hal di masa lalu," jawab Rey dengan wajah murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [END]✓
Fiksi RemajaDua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu. **** Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka. Ada hal-hal ya...