Bagian 11 // Yang semakin membara

78 16 0
                                    

Memulai sebuah kejujuran memang kadang sulit, tapi pemeliharaan ketidakpastian justru melipatgandakan sakit nya.


Playlist : All I Wanna Do (Ungu)

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT👌

Ola duduk dengan tidak nyaman saat beberapa kali memergoki Rey yang terkekeh geli melihat nya dari kaca spion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ola duduk dengan tidak nyaman saat beberapa kali memergoki Rey yang terkekeh geli melihat nya dari kaca spion.

"Kenapa sih? Atau jangan-jangan lo beneran stres, ya?" tanya Ola sengaja menekankan kata terakhir nya.

Rey terbahak mendengar nya yang membuat motor yang di kendarai nya oleng dan membuat Ola memekik.

"LO MAU BUNUH GUE HAH?!" bentak Ola dengan tatapan membelalak.

Rey menepikan motornya dan berhenti di tepi jalan dengan tawa yang meledak. Ola turun dari boncengan motor dan menjaga jarak dengan cowok itu yang masi terbahak di atas motor nya.

"Udah cukup," seru Rey dengan mata berembun. Ia turun dari atas motornya dan melepaskan kaitan helm dari kepala Ola.

"Lo pake helm jadi mirip sama pengamen berkostum yang cuman pakai kepala upin doang anjir."

Rey mengenakan helm nya sendiri masi dengan sisa tawa yang belum reda dan wajah masam Ola.

"Lagian lo jadi orang kecil banget, kurang gizi lo?" kata Rey tanpa menyaring lebih dulu kalimat nya.

"Gue bukan kecil, tapi hanya tumbuh menjadi orang yang lebih imut!" balas Ola yang tidak terusik dengan perkataan pedas Rey.

Sudah jadi asupan dari waktu SMP dirinya mendapat ejekan tubuh yang pendek lah, tubuh kecil lah, atau bahkan Ola pernah di bilang punya kelainan di tubuhnya yang membuat tinggi badanya tak kunjung bertambah. Ola sudah biasa mendengar nya, dan dia tak perduli orang lain berbicara apa tentang tubuhnya. Ini dirinya, orang lain tidak punya hak untuk mengatur selain hanya bisa berkomentar tentang keburukan.

Karena sejatinya, prinsip kebahagiaan itu bukan tentang waktu, ruang ataupun bahkan seseorang, melainkan tentang pikiran kita sendiri. Bagaimana kita menanam sugesti positif pada diri sendiri dan menghilangkan pikiran yang akan membuat kita merasa overthinking. Setidaknya itu yang selama ini Ola tanaman kan pada dirinya sendiri yang membuat nya terkadang cuek dan enggan memperumit masalah dengan orang lain, terkecuali masalah keluarga atau masa lalunya. Ola rasa, hal seperti itu masi belum cukup untuk dirinya bisa bertahan sampai beberapa saat kedepan nanti.

"Eh, bentar deh," ujar Rey yang dengan sengaja menaruh telapak tanganya yang besar di wajah Ola dan tangan lainya merogoh sesuatu di dalam kantong celananya.

Evanescent [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang