Tidak apa-apa menunjukan emosimu, selama itu tidak melewati batas. Kamu tahu bahwa kita juga manusia yang tak mungkin menyimpan semua emosi itu selamanya.
Playlist : My Old Story ~ IU
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT NYA ❤️
Kai memijat pelan keningnya. Ia menarik nafas panjang yang rasanya sangat sesak. Sekarang dirinya ada di rumah Elang. Pemakaman pak Surya sudah selelsai satu jam yang lalu, tapi tante Lily tak kunjung sadar dari pingsan nya. Tadi saat tubuh pak Surya di masukan ke liang lahat, istrinya itu berteriak histeris dan berakhir pingsan di pemakaman. Sekarang Dokter tengah memeriksa keadaanya di kamar dengan Elang yang senantiasa berada di sisi ibunya.
"Percuma."
Kepala Kai tertoleh ke samping dimana Daiki baru saja turun dari lantai dua dengan wajah sama kusutnya.
"Nihil," imbuhnya sembari menjatuhkan tubuhnya di sofa. "Ola bahkan tidak menyahut atau mau membuka pintu kamarnya."
Helaan panjang kembali Kai lakukan. Hal ini yang sedari tadi membuatnya pusing. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan mental Ola. Cewek itu bahkan saat di pemakaman terus diam bahkan menahan tangisanya yang sangat kentara dengan mata yang terus menerus berkaca-kaca.
Kai berdiri dari duduknya. "Biar gue cob--"
"Permisi."
Terdengar suara seseorang di depan rumah. Daiki maupun Kai saling bersitatap sebentar sebelum akhirnya Kai mengurungkan niatnya dan berjalan ke depan. Para tetangga yang tadi ikut ke makan sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Dan, Kalau pun yang datang adalah kerabat orang tua Elang mungkin itu adalah hal yang wajar, sebab ia tidak melihat satupun sodara orang tua temanya itu yang datang kesini.
Kai membuka pintu yang setengah terbuka itu. Dahinya mengernyit dalam melihat ramainya orang-orang yang ada di luar gerbang. Ia berjalan mendekat.
"Perkenalkan saya wali kelas Larisa," ujar wanita yang masi memakai baju dinas itu pada Kai. "Dan, mereka adalah teman -temanya," lanjutnya menunjuk gerombolan siswa dan siswi yang masi sibuk memarkirkan kendaraan mereka.
Kai tersenyum ramah mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah.
"Apa Larisa baik-baik saja?" tanya ibu ketty yang sekarang sudah berada di ruang tamu di ikutin anak muridnya berjalan di belakang mereka.
"Tidak ada anak yang baik-baik saja di tinggal pergi orang tua mereka untuk selamanya."
Ibu ketty menghela pelan membenarkan perkataan Kai.
"Ola. Dimana Ola?" tanya sebuah suara yang tak bisa menyembunyikan perasaan khawatir nya.
Tatapan Daiki dan Kai jatuh pada cewek rambut sebahu yang baru datang dengan kelima cowok lainnya yang mengikuti di belakang.
"Ola masi belum mau keluar dari kamar," jawab Daiki.
Mendengar itu Anin dengan gegas berlari ke arah tangga lantai dua di ikuti Bagus yang menampilkan raut khawatir.
Di sisi lain Elang keluar dari dalam kamar ibunya dengan dokter.
"Ibu Lily hanya syok di tambah kelelahan. Itu yang membuat beliau pingsan," jelas dokter sembari berjalan ke ruang tamu yang ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [END]✓
Novela JuvenilDua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu. **** Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka. Ada hal-hal ya...