Sangat menyeramkan jika kamu mengetahui dirimu dari pandangan orang lain yang tak mengenalmu.
Playlist : U - BaekhyunJANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
💠 :› 💠
Malam ini angin berembus lebih kencang, suasana dingin sangat kentara. Musim sudah berganti, begitupun dengan kenyataan yang harus di hadapi. Ternyata ada yang lebih menyakitkan dari hari dimana papanya pergi di depan mata Ola, ya, hari dimana saat sang pelaku penabrak sudah tertangkap. Tapi, bukan ini yang membuat Ola bersedih, melainkan seseorang yang tengah duduk di dalam ruangan interogasi.
Kai memeluk tubuh Ola yang meronta minta di lepaskan.
"DIA BOHONG!" teriak Ola nyaring sesaat pelaku sudah keluar dari dalam ruangan dengan kedua tangan di borgol.
"BUKAN DIA!" teriaknya lagi.
Elang berdiri di sisi ibunya yang lemas. Ia memeluk tubuh Ibu Lili yang menatap tajam laki-laki kisaran umur empat puluh tahun yang mendatangi polisi dan mengaku sebagai pelaku dari tabrak lari almarhum pak Daniel.
"Saya minta dia di hukum mati pak!" pinta Ibu Lili dengan sorot mata marah sekaligus sakit, pada petugas yang ada di sisi kanan dan kiri pelaku itu.
Laki-laki itu menunduk dalam mendengar nya. "Sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar menyesal atas tindakan yang saya lakukan," ujarnya.
Kai yang lengah berhasil membuat Ola lepas dari dekapan dan dengan kesempatan itu Ola gegas berlari. Alih-alih mendatangi sang pelaku seperti ibunya yang sempat mengamuk saat pertama kali bertemu, cewek itu justru berdiri di depan salah satu petugas dengan mata yang sudah berlinang air mata.
"Bukan dia pak," ujar Ola lirih menatap polisi di depanya.
Ibu Lili yang mendengar itu membelalak lebar. Ia hendak menarik Ola tapi anaknya itu lebih dulu memegang kedua tangan pelaku agar mau menatapnya.
"Entah alasan apa yang membuat bapak melakukan ini tapi ...," Ola meneguk ludah nya susah payah. "Saya tahu bukan bapak pelakunya, saya melihatnya. SAYA MELIHAT DENGAN MATA KEPALA SAYA SENDIRI SAAT KEJADIAN ITU PAK!" lanjut Ola berteriak sembari menguncangkan tubuh sang pelaku yang bergeming tanpa mau menatapnya.
"Dek, maaf tapi dia sudah mengakui semuanya dengan bukti-bukti yang jelas," ujar salah satu polisi.
Ola menggeleng dengan air mata yang terus mengalir. Sakit. Sangat sakit saat tak ada satupun orang-orang yang mau mempercayai nya.
"Saya ingin menanyakan satu hal pada bapak," ujar Ola lirih.
Laki-laki itu mendongakkan wajahnya. Wajah lelah dan tatapan mata terluka sangat jelas Ola tangkap dari sosok itu.
"Apa waktu kejadian bapak memakai jam tangan?" tanya Ola pelan.
Laki-laki itu mengangguk sebagai jawaban.
"Warna biru?" lanjut Ola yang lagi-lagi di angguki tapi kali ini sedikit lebih lambat dan terkesan ragu, jelas hal tersebut membuat Ola terkekeh dengan tubuh lemas.
Dia berbohong. Bukan dia pelakunya! Masi teringat jelas di benaknya, saat lengan dari si pengemudi menjuntai keluar dari kaca, dia melihat jam tangan mewah berwarna hitam. Ia menanyakan hal tersebut dan mengatakan berwarna biru karena jelas mengetahui bahwa bukan laki-laki ini yang menabrak papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [END]✓
Teen FictionDua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu. **** Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka. Ada hal-hal ya...