Bagian 17 // game malam

66 14 1
                                    

Seseorang yang tulus menyanyi, tidak akan pernah kecewa perasaan nya tidak terbalas.


Playslits : In My Dream (OST Love Alarm)

Kalo kalian lagi dengerin lagu apa? Coba coment nanti aku cari dan kalau suka aku download😂

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!!

Daiki keluar dari kamar Elang dengan rambut yang masi basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daiki keluar dari kamar Elang dengan rambut yang masi basah. Ia baru selesai mandi. Dengan memakai baju santai seperti tshirt hitam pendek dan celana di atas lutut. Ia berjalan menuruni anak tangga. Daiki duduk di sebelah Ola yang tengah memangku kedua kucing.

"Kedua kutu masi belum datang juga?" tanya Daiki saat tak melihat si mata sipit dan mata tajam. Keduanya memang bertugas mencari makan malam karena dirinya dan Kai akan bermalam disini.

Ola hanya menggeleng dengan pandangan dan tangan yang fokus mengelus rambut Yin dan Yang. Daiki meneguk ludah nya susah payah melihat senyum manis di bibir Ola yang sukses membuat degup jantungnya berdetak kencang.

Alis Daiki terangkat saat salah satu kucing Ola berwarna putih yang berpindah duduk ke pangkuannya. "Lucu," ujar Daiki mengelus kepala kucing itu. "Namanya siapa?" lanjut nya menatap wajah Ola.

"Yin." Ola memegang kepala kucing yang ada di atas pangkuan Daiki. "Dan Yang," lanjutnya mencium Yang. Kucing berwarna hitam yang ada di pangkuan nya.

Daiki terkekeh pelan. "Nanti, anak kita harus lucu dan semenggemaskan mereka. Oke?" ujarnya menatap Ola yang balik menatapnya dengan tawa renyah.

"Anak-anak." protes seseorang. "Pikirin dulu tuh, tugas dari dosen lo yang numpuk mau mendekati deadline."

Kai berucap dengan nada menyindir. Ia menaruh bungkus makanan di atas meja. Di susul Elang yang membawa kantong plastik berisi cemilan dan minuman.

"Lulus kuliah. Kerja yang benar. Jadi orang kaya. Baru gue pikir ulang, mau merestui lo jadi adik ipar gue apa kagak," ujar Elang menatap Daiki yang mencibir pelan.

"Gue ngga akan sudi memberikan adek gue pada orang yang tidak benar. Apa lagi itu menyangkut masa depan."

"Beberapa tahun lagi gue pasti lulus kuliah kok, tenang saja, dan selama itu pula, Ola harus nunggu gue. Jangan sama yang lain," ujar Daiki merengkuh bahu Ola.

"Apaan sih!" Ola menepis tangan Daiki dari bahunya. "Bisa-bisanya kalian membahas hal seperti itu pada gadis yang usinya bahkan belum genap tujuh belas tahun," lanjutnya mengingatkan bahwa umur mereka berbeda.

"Lagian kayaknya udah ada yang deketin Ola duluan," kompor Elang. Daiki dan Kai yang tengah berada di dapur gegas kembali ke ruang tamu dengan membawa piring di kedua tangannya.

"Siapa?" tanya Daiki.

"Lo udah berani dekat sama cowok?" tanya Kai.

"Bagus?" tanya Ola balik pada ketiganya.

Evanescent [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang