Kuharap kamu bisa berani untuk menjadi dirimu sendiri, kamu tidak lemah, seseorang yang berfikir dia benar dan menjalani hidupnya sendiri tidak pernah lemah. Kamu hanya tidak beruntung.
Playlist : Miss U Miss Me - Just StefJANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
💠 :› 💠
Sinar matahari masi berusaha agar bisa menembus tebalnya awan kelabu yang menutupi, membuat siswa dengan leluasa bermain di lapangan tanpa takut tertapapar sinar matahari berlebihan yang bisa membuat peluh keringat cepat membanjiri tubuh mereka. Hanya saja, jika siswa lain yang ada di SMA Cendrawasih tengah bermain di luar karena jam istirahat tengah berlangsung. Berbeda dengan kelas XI IPA dan IPS yang harus menahan perut keroncongan mereka demi ulangan harian mendadak.
Tak sedikit dari mereka yang mengeluh kenapa harus mengambil di waktu istirahat mereka.
"Ibu, saya belum makan loh bu," ujar Aby dengan nada memelas. Membuat guru matematika yang tengah membagikan soal menatapnya dengan wajah tanya.
"Saya belum makan terus di suruh mengerjakan matematika? MANA BISA BUUU!"
Guru matematika itu berdiri di samping meja Windu menatap Aby dengan tangan di kedua pinggang dan tatapan tajam.
"Kalo ngga bisa ya, tinggal remedial. Apa susanya sih?"
"Astagfirullah. Ini, ibu lagi ngga marahan sama suami ibu terus lampiasin ke kita kan?" tanya salah satu siswa yang melihat-melihat kertas ulangan yang baru saja di bagikan.
"Dua puluh lima soal."
"Dua puluh pilihan ganda dan lima esay."
"Mana soalnya beranak terus caranya harus di tulis?"
"IBU?" panggil seisi kelas serentak dengan wajah memelas dan sebagian putus asa. Belum juga mengerjakan rasanya kepala mereka sudah memutar tidak jelas, belum lagi keadaan perut kosong membuat mereka mual serentak.
"Tidak ada protes! Kerjakan sekarang cepat!!" Dengan tegas guru matematika yang memiliki paras cantik itu berjalan kembali ke meja guru.
Ibu Esa guru matematika kelas XI itu menyapukan pandanganya yang hampir semua muridnya menampilkan raut muka keberatan.
"Ini hukuman buat kalian karena sudah membuat keributan waktu itu di SMA Sabana," ujar ibu Esa dengan mendekap kedua tangan di depan dada. Tatapanya tajam menunggu murid-murid yang hendak kembali melayangkan protesnya.
Kelas Xi IPS 1 mendadak senyap. Mereka seakan benar-benar fokus mengerjakan ulangan harian. Padahal nyatanya, mereja masi tetap ramai, hanya saja kini berpindah ke grup chat kelas mereka.
Ezra bertugas mejaga pandangan ibu Esa selagi Aby menunduk pada ponselnya yang ada di atas paha mencari contekan. Ia sendiri ingin rasanya menoleh kebelakang menanyakan jawaban pada Windu.
Windu yang duduk sendiri di barisan belakang fokus mengerjakan soal ulangan. Tak membuka ponselnya sama sekali saat notification nya banjir dan juga tak memperdulikan kode Aby yang sedikit menendang mejanya dari depan. Ibu Esa yang melihat keadaan kelas damai membuat dahinya mengernyit bingung. Saat mendapati beberapa siswa yang tengah menunduk, ia dengan sengaja berdeham pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [END]✓
Ficção AdolescenteDua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu. **** Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka. Ada hal-hal ya...