#Auditorium Universitas Adi Dharma Yogyakarta || 08.30
"Nilai IPK tertinggi tahun ini dengan nilai 4.00, diraih oleh Rahma Anjani Putri dari fakultas Bussines Management, berikan tepuk tangan meriah untuknya," ucap pembawa acara tersebut.
Gemuruh tepuk tangan bergema memenuhi ruang aula tersebut.
Semua orang didalam aula sangat tercengang dan juga takjub.Mereka baru pertama kali melihat dan mendengar secara langsung mahasiswi yang memiliki nilai IPK diatas rata-rata.
"Silahkan Rahma Anjani Putri untuk segera naik ke atas panggung," lanjut pembawa acara setelah tadi sempat terpotong karena tepuk tangan dari para tamu.
Gadis dengan rambut bergelombang tersebut mulai bangun dari duduknya, bukan hanya para tamu atau mahasiswa dan mahasiswi saja yang terkejut iapun sama saja terkejutnya seperti mereka.
Gadis itu tak menyangka kalau nilai IPK nya diatas rata-rata.
Ia melangkah pelan-pelan dikarenakan takut menginjak rok yang ia pakai dibalik baju toganya, high heels yang dipakainya memang tak terlalu tinggi namun cukup berbahaya jika sampai menginjak rok dan terpeleset, ia tak ingin malu dihari besarnya ini.
Gadis itu tersenyum manis pada rektor dihadapannya, menerima sertifikat penghargaan dan mengucapkan banyak terima kasih kepada sang rektor. Kepada dosen pembimbingnya juga.
Kini ia lulus dengan gelar M. M atau Magister Manajemen."Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Rahma Anjani Putri. M. M," tepukan meriah kembali terdengar, hatinya kini sedang sangat bahagia, meskipun ayahnya sudah tak ada, tapi ia yakin bahwa diatas sana ayahnya juga sedang menangis bahagia menatap putri nakalnya kini sudah lulus dengan gelar master yang tersemat dibelakang namanya.
"Silahkan untuk Rahma Anjani Putri. M. M, untuk memberikan sedikit pidato diatas mimbar," gadis itu melangkah mendekati podium.
Jantungnya masih berdetak kencang, menatap banyak orang diaula yang kini selamdang menatapnya juga, ia bisa melihat sahabatnya tersenyum lebar kearahnya duduk diantara para tamu lainnya melambaikan tangan kearahnya.
"Assalamualaikum wr. wb, saya bingung ingin mengatakan apa, untuk memulainya, saya ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Allah swt, kepada ayah saya yang kini sudah berada disisinya, kepada ibu dan kakak saya yang tidak bisa datang hari ini dikarenakan sedang memiliki halangan, kepada bapak rektor dan para dosen yang sudah memberikan banyak ilmu kepada saya, kepada sahabat saya Diana terima kasih sudah datang, kepada teman teman sekalian," gadis itu menghela nafasnya dalam.
Gadis itu melanjutkan, "Meskipun ayah saya tidak berada disini, tapi saya tahu kalau beliau sangat bahagia melihat putri nakalnya bisa lulus hari ini, mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, wassalamu'alaikum wr. wb."
"Waalaikum sallam wr. wb," ucap serentak dari para tamu.
Gadis itu turun dari mimbar dengan langkah yang pelan, masih dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah cantiknya.
Ia bisa melihat sahabatnya juga tersenyum lebar kearahnya bertepuk tangan tanpa suara dan mengacungkan jari jempolnya, melihat kelakuan sahabatnya ia seketika terkekeh pelan dan kembali duduk di bangkunya kembali.Acara kembali dimulai dengan penyerahan serifikat kelulusan kepada para mahasiswi dan mahasiswa yang lain, dilanjutkan dengan foto bersama dengan rektor.
Setelah semuanya bener benar selesai, ia melangkahkan kakinya kearah sahabatnya berada yang saat ini masih duduk diam menatapnya dengan senyuman.
Banyak yang memberikan bunga kepadanya, para adik tingkatnya dan teman-temannya memberikan kerajinan tangan dari kain flanel berbentuk bunga dengan berbagai macam bentuk, dibagikan tangkai juga ada sebuah kertas ucapan Happy Graduate.
Sahabatnya kini mulai bangkit dan memeluknya dengan erat, ia bisa melihat kalau sahabatnya kini sedang meneteskan air mata, padahal yang baru kelulusan adalah ia yang akan berpisah dengan universitas tempatnya menimba ilmu selama lima tahun ini dan teman temannya yang sudah bersama dengannya dikampus.
"Hey, nangis kenapa lo?" ia tertawa, melihat sahabatnya masih terus saja menangis dengan memeluknya erat.
Diana bukanlah sembarang sahabat untuknya, umurnya dua tahun lebih tua daria Diana, ia sangat sayang kepadanya seperti rasa sayang seorang kakak kepada adiknya, yang selalu bersama dengannya dari saat mereka masih kecil, dan Diana adalah salah satu sosok orang yang selalu bersama dan mendukungnya ketika ia sedang terpuruk.
"Selamat ya teh, akhirnya teteh bisa lulus juga," gadis jangkung itu sudah berhenti menangis, ia mengusap air matanya yang tadi menetes di pipi.
Diana lebih tinggi satu atau dua centi darinya, matanya yang lumayan sipit kembali bertambah sipit karena matanya yang sembab sehabis menangis tadi.
"Iya, makasih udah dateng ya neng, udah ah jangan nangis lagi sembab tuh matanya, lagipula yang baru kelulusan kan gue kenapa lu yang nangis gini," gadis itu tertawa menertawakan sikap sahabatnya.
"Kan ikut terharu gitu, pas waktu skripsi aja teteh bilang ngeluh pusing neng, depresot neng, dan berbagai macam hal yang teteh keluarin dulu, sekarang akhirnya udah lulus juga kan, selamat," pipinya bersemu merah ketika ia teringat dirinya ketika skripsi dulu, tapi memang benar kan, skripsi membuat pusing, ia bersyukur sudah lulus hari ini dan itu sangat melegakan.
"Iya...iya makasih sekali lagi, ayo keluar laper nih, kue tadi gak bikin kenyang." Diana menatap datar sahabatnya, Kue yang tadi lumayan banyak tapi dengan ringannya sahabatnya itu mengatakan kalau kue yang diberikan tadi tidak membuat kenyang, dia saja sudah sangat kenyang makanya dia tidak langsung berdiri ketika Rahma menghampirinya.
Ia menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya yang lebih tua dua tahun darinya.
Diana mengambil alih beberapa bunga dari dekapan Rahma untuk dipegangnya, tanpa protes Diana hanya ikut ketika tangannya ditarik pelan oleh Rahma menuju keluar aula, untuk mencari makan katanya.
Rahma tidak akan menolak tentang makanan, menurutnya makanan lebih utama dari pada yang lain. Jika perut kenyang maka pekerjaan juga akan cepat selesai.
🍔🍔🍔Holla i'm back.
Ini cerita ke duaku, untuk A Maple leaf Falls In Autumn aku hiatus dulu, karena sesuatu alasan.
Bukan karena suatu alasan sih sebenarnya, lebih ke ada masalah sama ceritanya.Mungkin di tengah jalan ada sedikit perbaikan atau tambahan karena bisa dibilang menurutku ada yang kurang, karena aku juga belum lulus SMA jadi kemungkinan ada yang akan aku ubah lagi.
Hah😅 kenapa jadi curhat ya.
Semoga kalian suka sama Mr. Burger ini ya.
See you...
Mr. Burger💜
Canollamaplle 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomancePertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...