***3. Wawancara Atau Menagih Hutang?***

407 40 14
                                    

Hati-hati typo~

...

Mereka sampai di kost-an, tangan mereka penuh dengan jajanan pasar, bukan Diana yang membeli semua melainkan sahabatnya yang saat ini masih menahan kesal karena kejadian tadi, padahal hanya perihal tidak bisa membeli burger bisa sampai sekesal ini?

Ia menatap sahabatnya melahap berbagai macam jajanan dengan cepat seperti takut kalau jajanannya nanti akan diambil orang, tiba-tiba saja–

"Uhuk uhuk." Rahma terbatuk hebat, dengan cepat Diana langsung memberikan air mineral kepada Rahma, gadis itu tersedak. Bagaimana tidak sampai tersedak kalau ia makan saja tak memiliki aturan, belum juga dikunyah sudah ditambah lagi memasukan jajanan lain kemulutnya.

"Makanya kalo makan jangan sambil emosi nyonya," ejek Diana, gadis itu lebih memilih membuka novel dan tidur tengkurap di kasur milik Rahma.

"Masih kesal tau Di, pelit banget, padahal gue kan gak minta gue pengen beli tuh burger dengan nominal dua kali lipat, malah gak boleh," gadis itu kembali memasukan cilok kedalam mulutnya.

"Emang punya duit pengen bayar dua kali lipat?" pertanyaan yang diajukan Diana membuatnya berhenti mengunyah dan langsung menatap Diana malas.

"Dua kali lipat, cuma gue tambah dua lembar doang," kalau nominal dua kali lipat yang lebih banyak ia tak memiliki uang saat ini, isi dompetnya saja hanya cukup untuk membayar mobil travel besok subuh.

"Ya sudah," setelah balasan dari Diana, keadaan menjadi hening. Diana yang sibuk dengan novelnya dan Rahma yang sibuk dengan makanannya.

🍔🍔🍔

Kini mereka telah berada di Jakarta Selatan, mereka sampai kemarin malam sekitar jam sepuluh.

Kenapa mereka tak pulang ke Indramayu tapi malah ke Jakarta Selatan? Karena mereka memiliki sebuah cafe lantai dua yang sudah berjalan sejak dua tahun yang lalu.

Cafe dengan tema abad pertengahan pada masa Eropa dengan campuran gaya Romawi kuno, menjadi cafe laris diserbu oleh anak-anak muda.

Pemilik asli cafe adalah Rahma dan Diana, ketika Rahma sibuk, Dianalah yang mengurus cafe.

Mereka tidak tinggal dirumah kontrakan melainkan mereka tinggal di sebuah apartement yang jaraknya lumayan dekat dengan cafe yang mereka kelola.

Beberapa minggu yang lalu sebelum acara kelulusan, ia sudah mengirim CV ke beberapa perusahaan di Jakarta.
Dan saat kelulusannya kemarin tepatnya pada jam tujuh malam ia mendapatkan email dari perusahaan kontraktor, bahwa lusa pagi ia harus datang ke perusahaan tepat pada pukul tujuh pagi untuk melakukan wawancara dengan presiden direktur.

Ia tidak tahu akan ditempatkan pada bagian apa, ia tidak melamar khusus untuk bagian tertentu.

Fikirannya berkhayal kalau ia akan mendapatkan bagian sebagai asisten pribadi dan sekretaris untuk atasannya yang tampan, lajang dan hot?
Ia berharap itu, namun kembali lagi pada realita, ia tidak boleh terus berkhayal.

"Teh besok beneran mau wawancara? Dimana tuh gue lupa nama perusahaannya." Diana duduk disampingnya, tangannya memegang sebuah toples berisi kacang almond panggang.

"BG, Bagaskara Group, besok gue berangkat, doain ya supaya lancar."

"Amin, kalo keterima traktir yoo Bu boss." Rahma mengangguk.
Gadis itu bangkit dari duduknya, ia ingin menyiapkan semua keperluan yang akan ia butuhkan besok, menyiapkan pakaian, sepatu dan tas lalu barang-barang lainnya.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang