Halo, apa kabar?
Happy reading, semoga kalian suka bab ini^^
Hati-hati typo. Kalau ada kesalahan kata, kalian bisa komen ya😊
...
#Bagaskara Group || 13.30
"Tolong antarkan ke ruangan Pak Arkan ya, terima kasih," ucap Rahma ramah. Setelah membayar dan memastikan kalau pesanannya sudah dicatat, gadis itupun mulai melangkahkan kakinya meninggalkan kafetaria kantor.
Di sepanjang lorong kantor, gadis itu berpapasan dengan beberapa karyawan atau karyawati yang sepertinya akan pergi untuk makan siang. Gadis itu juga sesekali tersenyum ketika karyawati yang dikenal berpapasan dengannya.
Ketika gadis itu sampai dilantai tempat divisinya berada. Gadis itu mengernyitkan dahinya samar. Terdengar bisikan-bisikan dari beberapa karyawan dan karyawati di sana. Sejujurnya, Rahma bukanlah gadis yang suka mendengar gosip atau apapun. Tapi, sebuah kalimat berhasil menghentikan langkahnya.
"Katanya, itu mantannya Pak Arkan," ucap salah satu karyawati yang ucapannya berhasil membuat langkah Rahma terhenti.
"Mantan?" tanya Rahma dalam hati
Dari pada keingintahuan Rahma kian membesar, gadis itupun mulai menghampiri karyawan yang sedang sibuk bergosip itu.
"Siapa mantannya Pak Arkan?" tanya Rahma tiba-tiba, membuat karyawati atau karyawan yang berada di sana melonjak kaget
"Mba Rahma, ngagetin aja," keluh salah satu karyawati, Rahma yang mendengar keluhan salah satu karyawati hanya tersenyum dan menampilkan ekspresi wajah yang tak berdosa.
🍔🍔🍔
Gadis itu penasaran dengan perempuan yang disebut-sebut sebagai 'mantan' bosnya. Secantik apa? Tapi, kalau melihat visual bosnya, ia yakin kalau mantannya akan terlihat cantik.
Rahma mulai meyakinkan dirinya untuk membuka pintu ruangan bosnya dan ruangannya. Ketika pintu terbuka, terlihatlah Arkan yang sedang bergurau dengan seorang gadis cantik dengan dress di atas lutut. Kulitnya yang putih terlihat kontras dengan rambut lurus hitamnya. Kuku-kuku tangannya berpoles cat kuku berwarna merah, menambah kesan cantik dari gadis itu.
Ada perasaan sakit yang menyentuh ulu hatinya ketika melihat orang yang ia suka tampak akrab dengan gadis lain. Terlebih, gadis itu sangat cocok dengan dengannya.
"Maaf Pak, saya tidak tahu kalau Bapak punya tamu. Saya hanya ingin memberitahu kalau pesanan Bapak akan diantar, permisi," ujar Rahma berusaha menutupi perasaan cemburunya. Rahma juga tersenyum simpul ke arah gadis yang berada di hadapan Arkan.
Setelah Rahma sudah sepenuhnya keluar dari ruangan. Gadis yang duduk dihadapan Arkan mengulum bibirnya berusaha menahan tawa.
"Kenapa?" tanya Arkan bingung, pria itu melirik gadis di hadapannya dengan pandangan mata yang sedikit tajam.
"Ooh, jadi tuh cewe yang berhasil menarik perhatian seorang Arkan Bagaskara?" ujar gadis itu dengan sesekali terkekeh pelan. Mendengar itu, Arkan memutar matanya malas.
Pria itu sudah cukup mengenal bagaimana watak gadis di hadapannya. Ia juga heran, kenapa ada saja bahan yang gadis itu dapat untuk mengejeknya. Arkan hanya bisa menghela napas lelah menghadapi salah satu perempuan menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomansaPertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...