Hati-hati typo (◍•ᴗ•◍)
Kalau ada kesalahan kata silahkan komen👍
...
#Apartement || 05.49
Suasana pagi ini terlihat seperti pagi-pagi biasanya. Namun, dipagi ini ada yang terasa berbeda dari Rahma. Biasanya ia akan bangun lebih pagi dari Diana untuk membuat sarapan.
Lalu, dipagi ini juga Rahma terlihat lebih pendiam. Mulutnya hanya bergerak untuk mengunyah makanan, padahal biasanya ada saja topik untuk memulai percakapan dipagi hari sebelum mereka berangkat bekerja.
Sahabatnya-Diana cukup khawatir dengan keadaannya saat ini, Rahma tak pernah sekalipun murung hanya karena seorang pria. Diana bahkan cukup kagum karena Arkan bisa membuat sahabatnya yang masa bodoh terhadap sesuatu itu bisa murung seperti itu.
Rahma menceritakan semuanya kemarin, maka tak heran jika Diana tahu alasan dibalik wajah muram sahabatnya pagi ini.
"Teh," panggil Diana, tapi sahabatnya tetap bergeming. Tiba pada panggilan kedua, sahabatnya itu baru merespon.
"Kenapa?" tanya Rahma bingung. Gadis itu menatap Diana dengan pandangan sayu, terlihat jelas kalau gadis itu tidak tidur dengan cukup kemarin. Lingkaran hitam bahkan sudah menghiasi bawah matanya saat ini.
"Lu bakal bersikap gimana sama Arkan nanti? Gue bener-bener gak bisa liat lu sedih gini tau teh," ucap Diana.
"Gue belum tau, liat aja nanti. Dan, lu gak usah liat gue kalo lu gak bisa liat gue kayak gini, it's simple," kadang Diana merasa ingin mengganti sahabatnya ini dengan orang lain kalau ia lupa bahwa Rahma lah yang selalu mendukungnya disaat banyak orang meragukannya.
🍔🍔🍔
#Abraham Group || 08.30
Seorang pria dengan setelan jas lengkap tampak berjalan tergesa ke dalam kantor miliknya, beberapa kali terdengar sapaan dari para karyawan kepadanya. Namun, pria itu tetap berjalan lurus tanpa membalas sapaan para karyawan.
Meskipun sapaan mereka tak pernah terbalas, tapi para karyawan tidak pernah tersinggung. Kenapa? Karena memang sudah sejak lama sifat atasan mereka seperti itu. Yah, mungkin yang masih belum terbiasa dengan sifat sang atasan rata-rata masih karyawan baru.
Arkan mulai memasuki lift khusus presdir, tak butuh waktu lama akhirnya Arkan sampai dilantai tempat ruangannya berada. Pria itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Sebagian besar karyawan di sana sudah mulai mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Namun, ada juga beberapa karyawan yang masih terlihat sibuk bergosip dengan sesekali tertawa dengan karyawan lain.
Isi kepalanya sedang dipenuhi Rahma sejak kemarin, maka dari itu ia terlihat tidak perduli dengan bahan gosipan para karyawan. Yang ia inginkan saat ini hanya bertemu dengan Rahma, dan melihat keadaannya.
Ia juga ingin menanyakan perihal perginya Rahma tanpa pamit kemarin, dan alasan kenapa Rahma tidak datang ke rumahnya pagi ini. Pesan dan teleponnya bahkan tidak pernah mendapat balasan dari Rahma, dibaca pun tidak.
"Naomi, apa Rahma sudah datang?" tanya Arkan to the point pada Naomi.
"Rahma Pak? Dia sudah di dalam sejak pagi," jawab Naomi. Mendengar jawaban Naomi, Arkan pun kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya berada tanpa membalas ucapan Sekretarisnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomancePertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...