Hati-hati typo(◍•ᴗ•◍)
Kalau ada kesalahan kata, kekurangan kata, dll silahkan komen. Agar biasa langsung diperbaiki😊
...
Dua hari setelah kepergian Rahma, berbagai tragedi tak terduga tiba-tiba saja terjadi. Diibaratkan kalau Rahma adalah keberuntungan yang Bagaskara Group miliki atau Arkan pribadi?
Sebenarnya, tragedi yang dimaksud semuanya menimpa Arkan. Dari, Arkan yang terkunci kembali di ruang berkas, listrik gedung yang mendadak konslet hingga mengakibatkan lampu mati dan berujung Arkan yang jatuh pingsan. Bahkan, saat ini Arkan sedang berada di rumah sakit.
Saya tahan tubuhnya tiba-tiba saja menurun drastis. Wajahnya pucat, bahkan nafsu makannya hampir saja hilang, kalau Risa tidak berusaha memaksa Arkan makan.
Seperti saat ini, Risa membuatkan Arkan sebuah salad sederhana, dengan isian sawi putih, wortel, daging ayam, dan penyedap rasa. Meski Arkan beberapa kali menolak karena, pria itu terlihat cukup geli ketika melihat sayuran.
Meski sudah bertahun-tahun berlalu, pria itu masih cukup kesulitan ketika dihadapkan pada makanan dengan bahan dasar sayur. Pria itu masih terbayang-bayang sebuah ulat yang hadir dalam sayurnya beberapa tahun lalu.
FLASHBACK
"Nya Allah, Harun. Eta ningali kolam na, naha seueur ulat di dinya?" (Ya Allah, Harun. Itu liat kolamnya, kenapa banyak ulet di situ?)
Seorang wanita paruh baya tampak berkacak pinggang, ketika melihat kolam ikan miliknya sudah tersebar banyak sekali ulat daun teh. Bukan sekali dua kali ulat teh itu ada di sana.
Mungkin ini sudah hari ketiga ia selalu melihat ulat teh di kolam ikannya."Jigana ieu kalakuan na si Arkan Bu. Antos lamun anakna wangsul, Harun marahi," (Sepertinya ini ulahnya si Arkan Bu. Nanti kalau anaknya pulang, Harun marahi.)
Harun tidak habis pikir dengan kelakuan putra semata wayangnya itu. Ada saja tingkahnya yang berhasil membuat Harun menggelengkan kepala. Bahkan Harun pernah hampir melapor ke Polisi tentang anaknya yang hilang karena anaknya itu tidak bisa ditemui di mana pun.
Ia sudah mencari di sekitaran rumah, kebun teh, rumah tetangga. Namun, tidak membuahkan hasil. Hingga ketika Harun ingin pergi ke kantor Polisi untuk melapor, anaknya itu sudah ada di depan rumah dalam keadaan tubuhnya yang sudah tertutupi lumpur.
Tertawa riang tanpa beban, dengan dua ekor ikan berukuran sedang berada di genggamannya. Saat itu Arkan sudah berumur 10 tahun, sudah cukup besar tapi masih memerlukan pengawasan orang tua. Karena hal itu, Arkan mendapat omelan darinya, yang bisa anaknya itu lakukan hanya menunduk.
🍔🍔🍔
"Kamu ngapain ngumpulin ulat?" tanya seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Arkan.
Saat ini, mereka berdua masih berada di sekitar perkebunan teh milik warga. Mereka sempat bermain layangan sebentar, dan berakhir mengitari perkebunan untuk mencari ulat untuk Arkan.
"Buat ikannya Oma," balas Arkan singkat tanpa melihat temannya. Anak laki-laki itu terlihat sibuk menatap daun-daun teh, padahal di dalam botol sudah ada banyak ulat. Tapi, anak itu masih ingin mencari.
"Emang ikan makan ulat?" tanya teman Arkan heran.
"Makan kok. Buktinya pas aku liat, besoknya udah gak ada ulet dikolam. Artinya kan udah dimakan," mendapatkan jawaban dari Arkan, anak laki-laki itu kemudian diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Burger
RomancePertemuan diantara mereka tidak bisa dibilang mulus, seperti pertengkaran kecil yang mereka alami hanya karena sebuah burger berhasil membuat mereka terikat dalam lingkaran yang sama. Hingga sebuah perasaan asing melingkupi hati mereka masing-masing...