***33. Pelanggan Aneh***

118 13 4
                                    

Hola 👋
.
..
...

Hati-hati typo...
..
...

Happy Reading...
.

..

...

Langit pagi hari ini tampak terlihat sangat cerah. Suara burung berkicau terdengar merdu di telinga. Namun, suasana hati Diana tidak secerah langit pagi ini. Mood nya hari ini cukup aneh.

Rasa kesal, canggung, malu dan senang bercampur jadi satu. Gadis itu benar-benar tidak bisa menafsirkan perasaannya hari ini. Oh bukan, bukan hanya hari ini, perasaan ini sudah ada sejak dua minggu yang lalu.

Sejak klinik hewan disebelah Arion Cafe resmi dibuka. Ia senang karena banyak pelanggan yang mampir ke sini sejak klinik itu ada. Hanya saja, Diana mempermasalahkan sang pemilik klinik.

Dokter hewan itu tidak pernah absen untuk mampir ke kafe. Setiap waktu makan siang, pria itu datang. Menempati meja yang paling dekat dengan meja kasir, dan memesan makanan.

Meskipun, pria itu tidak datang untuk mengganggu. Tapi kedatangannya ke sini berhasil mengobrak-abrik perasaan Diana. Diana bahkan berpikir kalau pria itu sudah menetapkan meja tempatnya duduk saat ini adalah meja favoritnya.

Kemarin saja, pria itu datang dengan membawa seekor kucing berbulu tebal dan putih dari ras Persia dalam gendongannya. Mengambil duduk tepat ditempatnya saat ini. Beruntung kucing itu tidak memberontak dan hanya diam duduk di salah satu kursi dalam meja yang sama dengan si pria.

Kemarin, ketika pria itu membawa kucing ke sini. Ada setitik perasaan senang yang merayap dihatinya, kala melihat interaksi pria itu bersama beberapa anak kecil yang mendekati mejanya karena tertarik dengan seekor kucing yang dibawanya.

Pria itu bahkan memberikan anak-anak tersebut masing-masing lima buah permen cokelat. Dengan syarat, agar anak-anak itu mengelus bulu sang kucing dengan pelan, karena takut kalau nanti kucing tersebut akan menjadi ketakutan jika didekati secara agresif.

Diana bahkan mendengar pria itu berkata, jika anak-anak tersebut ingin permen cokelat lagi, maka mereka bisa datang ke klinik hewan miliknya kapanpun mereka mau. Hal itu berhasil membuat anak-anak itu berteriak girang, mereka bahkan menghampiri orang tua mereka untuk sekedar memberitahu tentang hal tersebut.

"Mba," lamunan Diana buyar ketika merasakan lengan kirinya disenggol pelan oleh seseorang.

Diana mulai menatap si pelaku yang menyenggol lengannya. Sebelah alisnya naik sebentar mengisyaratkan sebuah tanya pada karyawannya tersebut.

Ya, yang menyenggol lengannya tadi adalah salah satu karyawannya. Diana dan Rahma sepakat kalau para karyawan di sini harus memanggil mereka dengan panggilan 'Mba'. Menurut mereka, panggilan 'Ibu' itu terlalu terlalu tua untuk mereka yang umurnya masih 20-an.

"Dokter itu dateng lagi," ujar karyawan tadi—Siska namanya.

"Iya, aku tahu," balas Diana.

Diana tahu kehadiran Yuda sedari tadi. Gadis itu hanya, sedikit berusaha masa bodoh dengan kehadiran pria yang menjadi pelaku atas kekacauan perasaannya hari ini.

Gadis itu bahkan sangat sadar ketika mata Yuda terus menatap ke arahnya dengan senyuman yang sialnya sangat manis untuknya. Hey, Diana tidak bisa berbohong kalau Yuda termasuk salah satu pria yang masuk jejeran para pria tampan.

Rambut ikalnya itu yang membuat pria itu sulit dilupakan. Sesungguhnya Diana ingin sekali saja memegang rambut pria itu. Kalau Diana perhatikan lebih teliti lagi, Yuda sedikit mirip dengan karakter kartun favoritnya. Dennis hotel Transylvania, rambutnya yang ikal dan wajahnya yang kecil membuatnya terlihat lucu dan tampan secara bersamaan.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang