***31. Pulang Kembali***

71 12 0
                                    

Haiiii, apa kabar kalian? Semoga baik semua ya^^

Hati-hati typo...

...

Pagi ini, langit terlihat sangat cerah tanpa adanya awan mendung. Seakan mendukung agar acara hari ini berjalan dengan lancar sampai selesai. Acara akad dan resepsi diadakan secara sederhana atas permintaan mempelsi wanita, acara resepsi akan diadakan selama dua hari, di hari ini dan besok.

Sang mempelai pria tampak gagah dan juga tampan dalam balutan jas berwarna putih yang kontras dengan kuning langsat miliknya. Sedangkan untuk mempelai wanita, ia terlihat sangat cantik dan juga anggun dengan kebaya khas adat Sunda, warna kulitnya yang putih tampan nencolok dengan kebaya putih yang sedang ia kenakan.

Sang mempelai wanita berusaha menahan gugup ketika menunggu Sang mempelai pria membacakan ijab khibul di hadapan wali sang wanita dan di hadapan seluruh tamu undangan. Sang wanita yang masih berada di dalam kamar terus berdoa agar acara akad berjalan dengan lancar tanpa hambatan atau kesalahan apapun.

"Ijab khobulnya pasti sukses teh, udah jangan gugup," ucap Rahma mencoba menenangkan kakaknya, Rahma benar-benar bahagia dengan pernikahan kakaknya ini. Yah, meskipun ia sempat kesal ketika kakaknya memberikan kabar kalau kakaknya itu akan menikah.

Adik mana yang tidak bahagia ketika kakak satu-satunya akan menikah? Ketika partner bertengkarmu akan segera menjadi milik orang, semua adik di dunia pasti akan merasakan perasaan senang ketika hal ini terjadi pada kakak kesayangannya.

"Awas aja kalo kamu juga gugup pas nikah nanti, teteh bakal jadi orang pertama yang ngetawain kamu di sana," ancam Mira—kakak perempuan Rahma.

"Jangan gitu dong, jahat banget."

🍔🍔🍔

"Kenapa gak ambil sayur Pak?" tanya Rahma. Gadis itu membuat Arkan sedikit terkejut karena kedatangannya yang tiba-tiba.

Rahma mengambil duduk tepat disamping Arkan, netranya terus menatap piring Arkan yang hanya diisi oleh nasi dan lauk kering saja.

"Saya gak suka sayur," jawab Arkan seadanya.

"Kenapa?" sepertinya rasa keingintahuan Rahma sedang meningkat, gadis itu menatap Arkan dengan pandangan penasaran. Gadis itu tak sadar kalau pandangannya berhasil membuat jantung Arkan berdetak sangat kencang.

Arkan berharap kalau detakan jantungnya tidak sampai terdengar oleh Rahma, kalau sampai terdengar, bisa malu ia nanti.

Arkan berdehem singkat, berusaha menetralkan detakan jantungnya yang masih menggila. Setelah berusaha menetralkan, akhirnya beberapa saat kemudian detak jantungnya kembali normal.

"Dulu, saya nemuin ulet di dalam sayur, waktu saya liburan di rumah nenek saya beberapa tahun yang lalu. Karena itu saya jadi trauma makan sayur, tak—"

"Takut ketemu ulet lagi ya Pak," potong Rahma. Gadis itu kemudian mulai memakan nasi beserta lauk miliknya, melahap makanan tersebut dengan pelan.

Tak ada obrolan lagi setelah ucapan Rahma yang terakhir. Mereka berdua fokus melahap makanan mereka masing-masing dalam diam, hanya benturan sendok dan piring saja yang terdengar pelan di sana.

🍔🍔🍔

"Gak mau nanti aja pulangnya?" tanya ibu Rahma. Wanita setengah baya itu masih tampak sangat cantik di usianya yang sudah memasuki kepala lima, wanita setengah baya itu tersenyum simpul ke arah Rahma dan Arkan.

Hari ini adalah hari terakhir Rahma dan Arkan berada di Indramayu, setelah hampir empat hari tiga malam mereka berada di sana. Sejujurnya Rahma belum ingin pulang dari Indramayu, ia masih ingin berkumpul bersama ibu dan keluarganya yang lain. Tapi apalah daya, ia datang ke sini bukan hanya sendiri, melainkan bersama Arkan.

Pekerjaan Arkan dan pekerjaannya pasti sudah menumpuk di atas meja. Ditambah, Rahma juga kasihan dengan Naomi yang mengambil alih pekerjaannya ketika ia ijin cuti sampai hari ini. Ketika sampai di Bandung, tolong ingatkan Rahma agar ia mentraktir Naomi sebagai ucapan terima kasihnya.

"Maunya sih gitu," lirih Rahma. Gadis itu bisa dibilang cukup sedih, ia tidak terlalu sering bertemu keluarganya semenjak bekerja.

Setelah mereka berpamitan dengan semua orang di sana, mereka kemudian mulai memasuki mobil. Rahma tidak tahu, kapan lagi ia akan diberi kesempatan bertemu dengan keluarganya lagi seperti ini.

🍔🍔🍔

"Saya bisa perpanjang cuti kamu kalo kamu minta tadi," ucap Arkan tiba-tiba setelah cukup lama terdiam.

Tidak ada percakapan apapun diantara mereka semenjak mobil yang Arkan kendarai menjauh dari rumah Rahma. Arkan fokus menyetir dan memandangi jalan, sedangkan Rahma sibuk menatap pemandangan dari balik kaca mobil. Senyap, hanya kata itu yang cocok untuk menjelaskan keadaan di dalam mobil.

"Saya gak enak sama Bapak," Balas Rahma tanpa melirik sedikitpun ke arah Arkan.

"Gak enak gimana?" tanya Arkan, pria itu melirik Rahma dari ekor matanya.

"Ya gak enak lah Pak, udah dikasih cuti empat hari masa saya malah ngelunjak," balas gadis itu.

Setelah Rahma membalas, suasana mendadak hening kembali. Apa mereka tidak bosan dengan keheningan itu?

🍔🍔🍔

😭😭 pendek ya..
Sorry gaes, otak ku lagi buntu banget. Makanya baru update sekarang.

Beberapa hari ini idenya gak muncul-muncul ಥ‿ಥ

Mr. Burger💜

Canollamaplle💋

Canollamaplle💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang