***10. Surat Perpisahan***

203 24 8
                                    

Hi Calla...

Maaf ya baru update sekarang, kemarin sibuk banget karena lagi ulangan😢

Hati-hati typo...

...

Hari ini adalah hari Jum'at, lebih tepatnya, hari ini adalah hari ke lima Rahma bekerja di Bagaskara Group sebagai asisten pribadi dan sekretaris seorang Arkan Bagaskara.

Selama lima hari ini, suka dan duka sudah ia rasakan, sebenarnya Arkan yang merasakan suka duka itu, suasana monoton dikantor miliknya seketika berubah ketika gadis dengan rambut bergelombang itu bergabung dengan Bagaskara Group.

Menjadi lebih berwarna atau lebih ke ramai dan berisik?

Seperti biasa, gadis dengan rambut bergelombang itu bangun tepat diwaktu subuh, melaksanakan shalat, bersiap-siap dan membuat sarapan untuknya dan untuk sahabatnya.

Ia sudah rapih dengan pakaian formal yang membalut tubuhnya, make up natural, dan rambut panjang miliknya yang dikuncir kuda tampak sangat panjang, bergelombang dan terawat.

Ia menunggu sahabatnya keluar dari kamar, sudah hampir 20 menit ia menunggu namun, belum ada tanda-tanda sahabatnya akan keluar dari kamar.

"Apa Diana masih tidur?" Tanyanya pada diri sendiri, ia bangkit dari duduknya, menghampiri kamar sahabatnya.

Mengetuk pintu, namun tak ada suara yang terdengar, gadis itu masuk ke dalam kamar.

Cklek~

"Astaghfirullah, masih tidur ternyata." Rahma menggelengkan kepalanya, firasatnya ternyata benar, sahabatnya memang belum bangun dari tadi.

"Neng bangun, shalat subuh weh." Ia menepuk-nepuk pipi sahabatnya pelan, Diana melenguh, sahabatnya belum bangun.

Sekali lagi ia menepuk pipi sahabatnya cukup keras, dan berhasil. Sahabatnya berhasil ia bangunkan, gadis berpotongan rambut Bob itu mengucek matanya berusaha untuk mengembalikan nyawanya yang sempat pergi menjelajah sementara waktu saat tidur.

"Ayo bangun, shalat terus sarapan bareng." Setelah mengatakan itu, Rahma bergegas pergi untuk mengecek schedule kegiatannya dan kegiatan bosnya hari ini.

Matanya melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiri miliknya, jam menunjukkan pukul 05.42, jam setengah tujuh nanti, dia harus segera sampai di apartemen bosnya untuk pertama kali.

Ia sudah diberikan alamat kemarin oleh Arkan, Rahma berharap kalau nanti dia tidak akan tersesat, meski sudah cukup lama tinggal di Jakarta, Rahma masih belum bisa mengingat-ingat nama jalan.

Kalau keluar paling hanya didekat apartemen, ke kafe, kantor tempatnya bekerja atau tempat-tempat yang ada dipusat kota saja.

Sahabatnya keluar, penampilannya masih sama seperti tadi, bisa dipastikan kalau dia belum mandi. Benar, Diana belum mandi, gadis itu akan mandi lebih awal kalau sedang ada urusan, tapi kalau sedang bebas seperti sekarang, dia akan mandi pada jam dua nanti.

"Wih ada ayam, tumben gak bikin nasi goreng teh." Ucap Diana sembari tangannya mencomot sebuah ayam goreng yang berada diatas meja.

"Katanya bosen, yaudah ganti menu jadi ayam goreng." Tak ada balasan, sahabatnya sedang kusyuk memakan ayam dan nasi dengan lahap.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang