***6. Lamunan Cinta Yuda***

228 26 10
                                    

Semenjak pulang dari mall, Yuda terus-terusan melamun kemudian disusul dengan tertawa dan tersenyum sendiri.

Pria berkacamata disebelah arkan sangat bingung dengan tingkah laku salah satu sahabatnya, ia berfikir kalau sahabatnya ini kerasukan setan penghuni mall tadi.

"Ssst, kan," panggilan Jodi membuat Arkan mengalihkan pandangannya dari layar laptop, sibuk sekali bukan, saat di mall dia sibuk dengan ponsel miliknya dan sekarang saat sudah di rumah dia sibuk dengan laptop dan berkas-berkas kantor miliknya.

"Kenapa?" tanya Arkan, bukannya menjawab, Jodi malah menunjuk Yuda yang saat ini sedang duduk di balkon kamar milik Arkan masih terus tertawa dan tersenyum sendiri.
Arkan mengerutkan keningnya bingung, dia juga sama bingungnya dengan Jodi, tidak biasanya sahabatnya itu melamun dan tertawa seperti itu.

Arkan menaruh berkas miliknya diatas laptop, pria itu mendekati sahabatnya yang berada di balkon.
"Lu kenapa Yud?" tanya Arkan to the point, dia tipikal orang yang tidak suka basa-basi, menurutnya basa-basi malah akan menghabiskan waktu saja.

Yuda menoleh, sempat terkejut satu detik, kemudian kembali normal lagi.
"Sejak kapan lu disini?" bukannya menjawab, Yuda malah melontarkan pertanyaan lagi yang membuat Arkan memutar matanya malas.
Kalau kalian tanya Jodi kemana, pria berkacamata itu saat ini sedang menggambar sesuatu diatas kertas putih, mungkin dia akan meluncurkan pakaian baru dari butik miliknya.

"Jawab pertanyaan gue dulu, lu kenapa?" Arkan kembali melontarkan pertanyaan yang sama.
"Diana cantik ya." Yuda tersenyum lagi, sikapnya benar-benar mencerminkan seseorang yang sedang kerasukan setan.

"Diana siapa?" tanya Arkan pada sahabatnya.

"Sahabatnya calon karyawati lu itu." Arkan ingat sekarang, sahabatnya ternyata sedang falling in love sampai-sampai hampir mirip orang gila yang tersenyum dan tertawa sendiri.

"Lamunan cinta anjay hahaha," entah sejak kapan Jodi ada disebelah Arkan? Kedatangannya tak terdeteksi.

"Lu kapan dateng anjir, kaya jelangkung," ucap Yuda ketus.
"Kalian aja yang gak sadar, gue dari tadi disini kok, beberapa detik yang lalu si sebenernya hehe." Jodi menggaruk kepalanya yang tak gatal, pria berkacamata itu cengengesan mengingat kelakuannya tadi.

"Lu beneran jatuh cinta sama si Diana-Diana itu? Kok cepet sih?" pria berkacamata itu duduk tepat dihadapan Yuda, menyenderkan punggungnya dipagar balkon.

"Kayaknya bener deh, gue jatuh cinta pandangan pertama sama Diana, jantung gue dag dig dug kalo nyebut nama dia," tersenyum lagi, tersenyum dengan memandang kosong ke depan.

Brak..

"Woy kenapa gue dikunci di depan! Gila, ini udah malem langitnya mendung, ARKAN, JODI BUKA!" yap, Yuda dikunci dari dalam oleh Jodi, sifat pria berkacamata itu cukup jahil.

"Gue gak bakal buka kalo setan di tubuh lu masih nempel sama lu." Yuda menghembuskan nafas kasar, sebenarnya ia masih kesal tapi karena memikirkan Diana kesalnya tiba tiba hilang.

"Tuh kan liat gak lu kan? Tuh anak emang bener kerasukan setan, biasanya nih ya tuh anak masih gedor-gedor pintu tapi ini engga, malah ngelanjutin senyum-senyumnya gitu ihh serem." Jodi masuk ke dalam selimut, memeluk tubuh Arkan seperti ia memeluk bantal guling.

Arkan bangkit dari tidurnya membuat Jodi yang hampir sepenuhnya hanyut dialam mimpi kembali membuka mata.
"Mau kemana kan?" tanya Jodi, suaranya cukup serak karena mengantuk. Jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan Yuda masih terkunci diluar.

"Kasian gue sama Yuda, anak orang ditaruh diluar." Arkan memutar kunci dan membuka pintu balkon kamarnya.

Terlihat kalau sahabatnya itu ternyata sudah tidur dengan posisi duduk menyender di pagar balkon.
"Yud, Yud, bangun, tidur di dalem, masuk ke kamar sekarang." Yuda bangkit, pria itu terlihat sangat mengantuk, pria berambut ikal itu menjatuhkan tubuhnya tepat diatas tubuh Jodi yang sedang tidur terlentang.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang