***13. Akhirnya Berakhir ***

140 23 0
                                    

Hello hello hello

Apa kabar? Pasti baik dong 😁

Happy reading...

...

Tak terasa sebulan sudah berlalu, berbagai macam situasi sudah Rahma lewati dengan baik, dari mulai situasi memalukan sampai mengharukan sudah gadis itu lewati.

Gadis itu terus tersenyum disepanjang perjalanan menuju kafe miliknya juga milik sahabatnya, semua orang yang berpapasan dengannya pasti akan ia sapa dengan ramah, senyumannya terus terukir lebar dari semenjak dia bangun tidur hingga sekarang, dan juga sepertinya langit turut ikut dalam kebahagiaannya hari ini, diminggu yang cerah dengan angin sepoi-sepoi menerpa rambut bergelombang miliknya yang terlihat berkibar ringan.

Celana kulot berwarna maroon, kaus hitam yang ia masukkan ke dalam celana, kardigan berwarna maroon juga yang membalut tubuhnya, sepasang sepatu pantofel yang membalut telapak kakinya ditambah dengan tambahan riasan natural pada wajahnya yang manis melengkapi semuanya hari ini.

Ia mendorong pintu kafe pelan masih dengan senyuman yang terukir di bibirnya, menatap sahabatnya yang terlihat sedang repot berjalan kesana-kemari dari meja pelanggan ke meja barista untuk meletakkan catatan pesanan para pelanggan.

Hari demi hari kafe milik mereka semakin ramai, berbagai kalangan umur ada di sana, dari yang muda sampai yang tua memadati setiap tempat duduk kafe.

Seperti hari ini, banyak anak muda yang datang ke sana entah hanya sekedar datang menikmati kopi ataupun berkumpul bersama teman-teman mereka.

Rahma sibuk dengan pekerjaan kantornya sehingga ia hanya menerima berkas pemasukan dan pengeluaran sisanya Diana yang mengurus semua.

Gadis itu berjalan pelan menuju meja kasir, sepertinya sahabatnya itu belum menyadari kehadirannya di dalam kafe, sahabatnya masih terus mencatat pesanan para pelanggan.

"Diana," panggilnya pada sahabatnya. Mendengar namanya disebut, Diana menoleh ke arah tempat di mana sumber suara tadi berasal.

Ia menghampiri sahabatnya yang sedang duduk dekat meja barista sambil menikmati sebuah latte panas. Diana dapat melihat senyuman lebar yang terukir dibibir sahabatnya itu. Senyuman itu masih bertahan ternyata.

Ia tidak tahu kenapa sahabatnya masih tersenyum seperti itu, ketika ditanya pasti jawabannya hanya terkekeh saja hingga akhirnya ia meninggalkan sahabatnya itu sendiri di apartemen dengan masih sesekali tertawa pelan. Mimpi apa ia punya sahabat seperti Rahma.

"Berhentilah terus tersenyum seperti itu, teh." Diana memutar matanya jengah, gadis itu kemudian mengambil duduk tepat di hadapan sahabatnya itu.

"Ini hari apa?"

"Minggu," jawab Diana.

"Tau gk apa keistimewaan hari ini?" Tanya Rahma pada sahabatnya masih terus tersenyum. Sahabatnya menaikkan sebelah alis miliknya sebentar.

"Karena di hari Minggu semua orang bisa bersantai? Atau berli–bur," ucap Diana ragu ragu.

"Selain itu?" Tanya Rahma lagi pada sahabatnya masih terus mempertahankan senyuman diwajahnya.

Sahabatnya menggeleng pelan, ia sungguh tidak tahu keistimewaan apa yang ada diotak sahabatnya, ia sudah menyebutkan tadi. Namun, jawabannya kurang tepat.

Mr. BurgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang